Penyakit ini umumnya dipicu oleh infeksi bakteri, parasit, atau jamur. Beberapa patogen yang dapat menyebabkannya meliputi Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Entamoeba histolytica, Candida sp, dan faktor-faktor lain seperti usus buntu, divertikulitis, atau kolesistitis.
Selain itu, infeksi juga dapat terjadi ketika peradangan menyebar dari kantung empedu, saluran empedu, atau usus buntu ke hati, atau ketika patogen mengalir melalui aliran darah menuju hati dari organ lain di sekitarnya, atau pascaoperasi atau cedera pada hati.
Dalam kasus ringan hingga sedang, penderita biasanya mengalami perbaikan dalam waktu 2 minggu setelah mengonsumsi obat-obatan dan menjalani prosedur untuk mengeluarkan nanah.
Jika abses disebabkan oleh infeksi amuba, penderita dapat mengalami demam ringan selama 4-5 hari.
Baca Juga: Mengenal Jenis Tantrum pada Anak dan Cara Mengatasinya, Biar Si Buah Hati Riang Kembali
Selain mematuhi resep antibiotik yang diberikan oleh dokter, penting bagi penderita untuk menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan rutin berkonsultasi dengan dokter.
Jika abses berada dalam kondisi yang parah, operasi mungkin direkomendasikan. Namun, jika kesehatan penderita tidak stabil untuk menjalani operasi, terapi antibiotik menjadi pilihan yang lebih disarankan.
Setiap jenis pengobatan memiliki efek sampingnya sendiri, termasuk terapi antibiotik.
Baca Juga: Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut pada Buah Hati dan Penyebabnya!
Efek samping yang mungkin dirasakan bervariasi tergantung pada jenis obat yang digunakan.
Oleh karena itu, penting untuk memberi tahu dokter tentang riwayat alergi obat sebelum menerima resep.
Penulis: Nadya Mayangsari
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Halodoc.com