Ada faktor yang tidak bisa dijelaskan, di mana pasangan tersebut sehat tetapi tetap tidak bisa mendapatkan keturunan.
Gangguan kesuburan bisa terjadi pada pria, wanita, atau keduanya. Gangguan kesuburan adalah kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan secara benar dan teratur.
Karena tidak semua pasangan tahu cara berhubungan yang benar. Sebanyak 10-15 persen pasangan usia reproduksi tidak tahu cara berhubungan yang benar.
Berhubungan yang benar adalah ejakulasi di dalam vagina atau artinya tidak dikeluarkan di perut atau di luar, atau kolam renang.
"Wanita bila cadangan telurnya rusak, atau ada kista, sulit sekali untuk diperbaiki. Sementara sperma setiap 90 hari sekali terus diperbarui, sementara sel telur tidak pernah diperbarui atau diproduksi sehingga kita hanya punya cadangan sel telur saja. 40 persen perempuan mengalami ganguan ovulasi pada etiologi fertilitas, termasuk PCOS," jelas Upik.
"Pada tahun pertama pernikahan, 85 persen pasangan harusnya mendapatkan kehamilan apabila tidak ada masalah apa-apa dan tahun kedua meningkat sebanyak 92 persen, setelahnya menurun setengahnya," ungkap Upik.
"Maka dari itu seseorang dikatakan mengalami gangguan kesuburan kalau sudah satu tahun pernikahan. Silakan minimal periksa atau screening untuk melihat ada gangguan kesuburan atau tidak," saran Upik.
Menurut laporan 2020 di Indonesia, keberhasilan program bayi tabung sangat dipengaruhi oleh:
Usia calon ibu berkaitan dengan cadangan sel telur. Semakin tua, cadangan semakin menurun, terutama di atas usia 35 tahun.
Sama seperti penuaan, ovarium bisa menua, usia biologis beda dengan usia KTP.
Salah satu cara memeriksa usia biologis adalah dengan pemeriksaan USG untuk mengecek cadangan sel telur.
PCOS akan mempengaruhi keberhasilan program. Penanganan PCOS melibatkan pemantauan dan pengobatan hormonal.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan