INDOZONE.ID - Sebagai bahan penyedap yang umum digunakan, garam seringkali menjadi andalan dalam masakan sehari-hari.
Namun, tahukah kamu bahwa terlalu sering makan garam, terutama untuk anak-anak, bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan mereka?
Pada masa pertumbuhan anak, penting untuk memperhatikan asupan garam karena tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan.
Meskipun garam memberikan rasa pada makanan, konsumsi yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak dalam jangka panjang.
Simak 8 dampak buruk dari memberi garam terlalu sering pada anak.
Terlalu banyak garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, bahkan pada anak-anak. Garam mengandung natrium yang membuat tubuh menahan lebih banyak air dan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah. Ini bisa meningkatkan risiko masalah jantung saat mereka dewasa nanti.
Baca Juga: 8 Manfaat Mandi Air Garam untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi garam berlebih dapat memengaruhi perilaku anak, seperti meningkatkan hiperaktivitas dan kesulitan berkonsentrasi.
Anak-anak yang makan banyak garam seringkali lebih suka makanan olahan yang juga tinggi kalori. Ini bisa menyebabkan berat badan berlebih dan obesitas, yang meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes tipe 2.
Ginjal berfungsi untuk menyaring natrium dari darah. Jika anak makan terlalu banyak garam, ginjal bisa terbebani dan tidak berfungsi dengan baik. Ini bisa berisiko menyebabkan masalah ginjal di kemudian hari.
Baca Juga: 6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Mengonsumsi Garam
Konsumsi garam yang tinggi bisa meningkatkan kehilangan kalsium lewat urin. Kalsium penting untuk tulang yang kuat. Jika anak terlalu banyak makan garam, bisa berdampak buruk pada kesehatan tulangnya di masa depan.
Garam berlebih bisa menyebabkan masalah pencernaan, seperti perut terasa tidak nyaman atau gangguan lambung. Ini bisa membuat anak merasa tidak nyaman dan sulit makan dengan baik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline