5. Istirahat Teratur: Mendorong istirahat pendek dan sering dapat membantu mencegah kelelahan dan mempertahankan konsentrasi.
Diagnosis ADHD melibatkan evaluasi menyeluruh oleh profesional kesehatan. Berikut langkah-langkahnya:
1. Penilaian Mandiri: Memperhatikan gejala persisten seperti kurang perhatian, hiperaktivitas, atau impulsivitas yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
2. Riwayat Medis: Menyediakan riwayat medis dan keluarga yang rinci kepada penyedia layanan kesehatan.
3. Penilaian Perilaku: Menjalani penilaian perilaku dan kuesioner standar.
4. Evaluasi Klinis: Evaluasi klinis menyeluruh oleh psikolog, psikiater, atau profesional kesehatan yang berkualifikasi.
ADHD dapat memengaruhi hubungan dengan berbagai cara, termasuk:
1. Masalah Komunikasi: Kesulitan dalam mendengarkan dan mempertahankan perhatian dapat menyebabkan kesalahpahaman.
2. Impulsivitas: Tindakan atau kata-kata impulsif dapat menegangkan hubungan.
3. Regulasi Emosi: Kesulitan dalam mengelola emosi dapat memicu konflik.
1. Komunikasi Terbuka: Mendorong komunikasi jujur dan terbuka tentang ADHD dan dampaknya.
2. Edukasi: Memberikan pemahaman kepada pasangan, teman, dan keluarga tentang ADHD untuk meningkatkan empati.
3. Terapi: Terapi pasangan atau keluarga dapat membantu mengatasi masalah hubungan tertentu dan mengembangkan strategi koping.
Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas sangat penting bagi individu dengan ADHD. Berikut cara mereka dapat membantu:
1. Pemahaman dan Kesabaran: Menunjukkan kesabaran dan memahami tantangan yang dihadapi oleh individu dengan ADHD.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Mayo Clinic, CDC