Meskipun banyak yang merasa terbantu dengan aktivitas padat, tidak semua penderita ADHD mengalami hal serupa. Dr. Craig Surman dari Massachusetts General Hospital menjelaskan, efektivitas jadwal padat bergantung pada kecocokan antara kekuatan individu dengan tuntutan yang dihadapinya.
Penelitian juga menunjukkan, aktivitas fisik, seperti olahraga, dapat membantu mengurangi gejala ADHD. Contohnya, siswa dengan ADHD cenderung tampil lebih baik selama musim olahraga karena jadwal sibuk dan aktivitas fisik yang teratur.
Namun, tugas yang monoton seperti pekerjaan rumah tangga tetap menjadi tantangan. Oleh karena itu, strategi seperti membuat daftar tugas sangat penting untuk membantu mereka tetap terorganisir.
Ilustrasi tidur sebagai pola hidup teratur bagi penderita ADHD. (freepik.com)
Bagi Abby Balderson, penderita ADHD sejak kecil, hidup yang terencana adalah kunci. Dengan jadwal yang tertata, waktu transisi yang teratur, serta pola tidur yang konsisten, ia dapat mengelola ADHD-nya dengan baik. Bahkan, ia berhasil menurunkan dosis obatnya.
“Ketika jadwal saya sibuk dan teratur, ADHD saya menjadi lebih terkendali,” kata Abby, yang kini berusia 44 tahun.
Demikian, beberapa fakta mengenai memiliki jadwal yang padat atau sibuk bagus untuk gejala ADHD.
Setiap orang dengan ADHD punya cara yang berbeda untuk mengelola gejala mereka. Namun, memiliki jadwal yang padat dan terorganisir, dapat menjadi salah satu cara efektif untuk meringankan gejala.
Kuncinya adalah, menemukan gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan masing-masing individu. Dengan penyesuaian yang tepat, gejala ADHD bisa lebih terkendali dan memungkinkan mereka untuk menjalani hidup lebih baik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com