Ilustrasi ibu hamil rentah terhadap anemia
Baca Juga: Hindari Pakai Sarung Tangan pada Bayi, Dapat Mengganggu Perkembangan Otak dan Emosinya
Selain itu, usia juga menjadi faktor penting. Kualitas sel telur akan menurun seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 35 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa program inseminasi lebih efektif jika dilakukan sebelum usia 38 tahun. Sementara untuk wanita yang berusia 38 tahun ke atas, disarankan untuk mempertimbangkan bayi tabung.
Syarat utama bagi suami adalah kualitas sperma yang baik. Jika seorang suami mengalami azoospermia (tidak ada sperma sama sekali) atau jumlah sperma yang sangat sedikit, peluang keberhasilan inseminasi menjadi sangat rendah.
“Pasangan yang menjalani inseminasi biasanya memerlukan persiapan yang meliputi pembelian obat-obatan serta injeksi untuk merangsang ovulasi. Setelah dilakukan pemantauan, inseminasi dapat dilakukan ketika sel telur siap untuk dibuahi,” jelas dr Shanty Olivia pada Media Discussion tentang Inseminasi Intrauterin, yang diadakan pada 19 November 2024.
“Setelah proses inseminasi dilakukan, pasangan harus menunggu sekitar dua minggu untuk mengetahui hasilnya, apakah positif atau negatif,” tambah dr. Shanty.
Sebelum inseminasi dilakukan, sangat penting untuk memastikan bahwa sel telur sudah matang. Dalam prosedur inseminasi, ukuran sel telur yang matang biasanya diukur dengan USG. Ukuran sel telur yang siap dibuahi idealnya adalah sekitar 18 mm atau lebih.
"Jika sel telur sudah mencapai ukuran yang cukup, sekitar 18 mm atau lebih, maka kita memberikan suntikan pematangan telur untuk memastikan bahwa ovulasi akan terjadi dalam waktu dekat," jelas dr. Shanty.
Setelah itu, inseminasi dapat dilakukan sekitar 24-48 jam setelah suntikan pematangan telur.
Keberhasilan inseminasi tidak selalu tinggi. Angka keberhasilan rata-rata inseminasi sekitar 10-15%, terutama jika menggunakan sperma dari suami sendiri. Namun, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan metode alami, di mana pasangan hanya mengandalkan siklus ovulasi dan hubungan seksual pada waktu yang tepat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan inseminasi antara lain:
Inseminasi intrauterin (IUI) adalah pilihan yang efektif untuk menangani masalah fertilitas ringan hingga sedang. Keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk usia wanita, kualitas sperma, dan penyebab infertilitas. Pemantauan siklus ovulasi dengan cermat sangat penting untuk menentukan waktu inseminasi yang optimal dan memaksimalkan peluang kehamilan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan