Ilustrasi anak yang mengalami gejala gegar otak.
INDOZONE.ID - Gegar otak merupakan cedera otak traumatis ringan yang bisa memengaruhi fungsi otak. Efeknya bersifat jangka pendek dan bisa menyebabkan sakit kepala.
Selain itu, gegar otak juga bisa mengganggu konsentrasi, ingatan, keseimbangan, suasana hati, dan tidur.
Gegar otak biasanya disebabkan dari benturan keras pada kepala atau tubuh yang dipengaruhi dengan perubahan fungsi otak.
Tidak semua orang yang mengalami benturan pada tubuh atau kepala dapat mengalami gegar otak.
Kenali penyebab gegar otak sesungguhnya, faktor risiko, hingga cara mencegahnya di bawah ini.
Baca Juga: Kepala Terbentur? Awas, Bahaya Gegar Otak pada Anak: Kenali Gejala, Pencegahan, dan Penanganannya
Gegar otak terjadi ketika otak mulai bergeser maju mundur terhadap dinding bagian dalam tengkorak. Gerakan ini bisa disebabkan oleh pukulan keras ke kepala dan leher atau tubuh bagian atas.
Gegar otak juga bisa disebabkan oleh percepatan atau perlambatan mendadak pada kepala. Gegar otak bisa terjadi selama kecelakaan mobil, jatuh dari sepeda atau dari tabrakan dengan pemain olahraga lain.
Gerakan-gerakan ini bisa melukai otak dan memengaruhi fungsi otak, biasanya untuk jangka waktu yang singkat.
Terkadang cedera otak traumatis ringan bisa menyebabkan pendarahan di dalam maupun sekitar otak, yang membuat kantuk berkepanjangan, kebingungan, dan terkadang kematian.
Bagi siapa pun yang mengalami cedera otak harus dijaga dan diperhatikan beberapa jam setelahnya dan mencari perawatan darurat kalau gejalanya memburuk.
Kejadian dan faktor yang bisa meningkatkan risiko gegar otak meliputi:
Baca Juga: Dialami Justin Hubner, Kenali Penyebab, Gejala, dan Penanganan Gegar Otak
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Mayoclinic.org