Pada tahun 1816, Pulau Jawa kembali dikuasai oleh Belanda dan mulai tersedia pelatihan vaksinasi secara umum.
Pelatihan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal mantri cacar yang membantu masuknya pengobatan ke pelosok-pelosok desa. Ditambah dengan adanya keputusan pemerintah pada 2 Januari 1849 yang berisi penetapan 30 pemuda Jawa yang akan dididik menjadi tenaga bidang kesehatan dan vaksinator di beberapa Rumah Sakit Militer.
Tak hanya itu, pada tanggal 1 Januari 1852 dibangun Sekolah Dokter Djawa sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Kolonial Belanda terhadap vaksinator pribumi. Hal-hal ini berdampak pada penurunan penyebaran wabah cacar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wabah Cacar Di Jawa Abad-19