INDOZONE.ID - Tidur merupakan aktivitas yang dibutuhkan setiap manusia. Saat tidur beberapa dari kita pasti pernah mengalami mimpi yang kejadiannya terasa nyata seperti layaknya kita sedang menjalani aktivitas sehari-hari.
Hal itu membuat terkadang sebagian dari kita justru merasakan lelah saat bangun dari tidur karena memikirkan mimpi yang barusan dialami.
Dilansir dari Psychology Today, mimpi yang dialami oleh sebagian orang bisa terjadi tanpa kendali, di mana mimpi yang kita alami dapat terdiri dari beberapa ingatan yang berkesinambungan dengan pengalaman nyata seseorang saat terjaga.
Para ilmuwan pun percaya mimpi yang kita alami juga dapat berperan dalam memperkuat ingatan.
Baca Juga: 9 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
Beberapa dari kita mungkin bisa mengingatnya dengan jelas. Namun ada juga yang bahkan hampir nggak ingat dengan mimpinya saat bangun tidur, meskipun ia merasa telah bermimpi dalam tidurnya.
Nah beberapa peneliti punya penjelasannya mengenai hal ini nih, simak di bawah ya!
Manusia diciptakan dengan memiliki ingatan yang memadai mereka untuk mengingat momen-momen kecil yang terjadi, termasuk ingatan tentang mimpi yang sama bervariasinya di mana dipengaruhi oleh banyak faktor.
Dalam sumber yang sama, penelitian lain menyampaikan bahwa orang yang lebih muda, terutama perempuan, lebih sering mengingat tentang mimpinya dibandingkan laki-laki yang seusianya.
Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi seseorang mengingat tentang mimpinya saat bangun tidur, yaitu sikap seseorang terhadap mimpi yang dialami, kecendurangan pikiran yang berkelana yang membuatnya jadi berfantasi, dan karakteristik tertentu dari pola tidurnya.
Baca Juga: Vaksinasi Cacar di Pulau Jawa Abad 19: antara Pemerintah Kolonial dan Masyarakat Nusantara
Orang yang bisa mengingat tentang mimpinya biasanya tanpa disadari dirinya tenggelam dalam pikiran di mana otaknya bekerja mengingat dan membuatnya jadi lebih peka dengan pengalaman mentalnya seperti mimpi.
Orang yang sadar pernah bermimpi atau mengingat detail mimpinya juga bisa dipengaruhi ketika mereka terbangun dari fase REM (Rapid Eye Movement) yang mana aktivitas otaknya meningkat saat mereka tertidur.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Psychology Today