Ilustrasi pengaruh kesehatan usus terhadap mood hingga metabolisme.
INDOZONE.ID - Selama ini, kita sering mendengar ungkapan, ‘You are what you eat’ (kamu adalah apa yang kamu makan). Namun, ada ungkapan lain yang lebih tepat, yakni "You are what you digest."
Artinya, kesehatan tubuh tidak hanya ditentukan oleh makanan yang dikonsumsi, tetapi juga seberapa baik makanan tersebut dicerna.
Melansir dari Hindustan Times, kesehatan usus ternyata memainkan peran penting dalam membentuk kesehatan menyeluruh. Mulai dari suasana hati, metabolisme, hingga tingkat energi.
Konsultan Senior Gastroenterologi dan Hepatologi di Fortis Hospital, Vasant Kunj, Dr. Shubham Vatsya, menjelaskan, mikrobiota usus terdiri dari triliunan bakteri, jamur, dan virus yang berperan besar dalam menjaga kesehatan.
Mikroorganisme ini disebut, ‘mikroba baik’ karena membantu berbagai fungsi tubuh. Mulai dari memperlancar pencernaan, menyerap nutrisi, hingga meningkatkan laju metabolisme.
“Keanekaragaman dan komposisi mikrobioma usus sangat menentukan kondisi kesehatan secara keseluruhan,” ujar Shubham.
Ia menambahkan, mikrobioma usus yang sehat, akan menghasilkan asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acids/SCFA). Seperti, asam butirat, asam asetat, dan asam propionat.
Zat-zat ini memberi nutrisi pada sel-sel usus, yang memiliki sifat antiinflamasi, dan membantu mengatur nafsu makan.
Dalam sebuah studi, kadar bakteri penghasil SCFA yang tinggi, dikaitkan dengan penurunan risiko resistensi insulin hingga 25 persen dalam tiga tahun. Hal itu menggarisbawahi pentingnya peran mikrobioma dalam kesehatan metabolik.
Baca Juga: Mengenal Peran Penting Vitamin D dalam Menjaga Kesehatan Usus
Pencernaan juga berpengaruh terhadap suasana hati, lewat sistem komunikasi dua arah yang disebut gut-brain axis. Shubham menjelaskan, Gut-brain axis adalah model komunikasi dua arah antara sistem saraf pusat dengan sistem saraf enterik.
“Mikrobiota di usus menghasilkan neurotransmiter seperti serotonin, GABA, dan prekursor dopamin yang berperan penting dalam mengatur mood, stres, dan fungsi kognitif,” ucap Shubham.
Terapi mental yang disertai dengan konsumsi probiotik, lanjutnya, terbukti mampu mengurangi gejala kecemasan atau depresi hingga 30 persen, dalam waktu delapan minggu.
Sementara itu, Direktur Bedah Minimal Invasif, GI & Bariatrik di CK Birla Hospital, Delhi, Dr. Sukhvinder Singh Saggu, menambahkan, sekitar 90 persen serotonin tubuh—neurotransmiter yang berperan dalam regulasi mood—diproduksi di usus.
“Koneksi antara usus dan otak ini menjelaskan mengapa ketidakseimbangan di saluran pencernaan bisa menyebabkan kecemasan, depresi, hingga gangguan kognitif,” jelasnya.
Metabolisme merupakan proses tubuh mengubah makanan menjadi energi, dan berperan penting dalam pengelolaan berat badan. Sebab, kesehatan usus memengaruhi metabolisme, sehingga kualitas usus turut menentukan keberhasilan penurunan berat badan.
Menurut Dr. Saggu, mikrobioma usus yang sehat sangat memengaruhi metabolisme. Ini menentukan bagaimana tubuh menyerap lemak, mengatur kadar gula darah, serta menyeimbangkan hormon lapar seperti ghrelin dan leptin.
“Usus yang tidak sehat, bisa menyebabkan inflamasi, resistensi insulin, dan penambahan berat badan meskipun asupan kalori sudah terkontrol,” tutur Saggu.
Baca Juga: Terbukti! Susu Bisa Cegah Kanker Usus Besar, Cocok Diminum di Pagi Hari
Pola makan berperan penting dalam menjaga kesehatan usus, dan secara tidak langsung, kesehatan secara keseluruhan.
Dr. Shubham menyampaikan, satu-satunya cara untuk meningkatkan keragaman mikrobiota usus adalah, dengan mengonsumsi makanan tinggi serat. Misal, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, millet, serta buah dan sayur mentah.
“Saat usus sehat, tubuh lebih mampu mempertahankan berat badan ideal dan mengurangi penanda inflamasi,” kata Saggu.
Ilustrasi yoghurt yang baik untuk kesehatan tubuh.
Sebaliknya, pola makan modern yang tinggi gula, makanan olahan, dan lemak tidak sehat, bisa memicu gut dysbiosis (ketidakseimbangan mikroba usus), serta inflamasi kronis, yang kemudian berdampak buruk pada metabolisme.
Berikut adalah daftar makanan yang disarankan untuk menjaga kesehatan usus:
Oleh karena itu, kesehatan usus bukan sekadar urusan pencernaan. Ia adalah fondasi dari kesehatan menyeluruh, mulai dari menjaga berat badan, mendukung metabolisme, hingga menjaga kesehatan mental.
Maka, penting untuk memperhatikan apa yang tidak hanya kita makan, tetapi juga bagaimana makanan itu dicerna. Kombinasi antara pola makan sehat dan gaya hidup seimbang, merupakan kunci menjaga usus, dan seluruh tubuh agar tetap sehat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Hindustan Times