Ilustrasi makan junk food. (Freepik)
Gen alpha atau anak-anak lahir di 2010 ternyata sudah banyak yang mengalami kolesterol tinggi. Duh, duh, ngeri banget dan pencetusnya harus segera dicegah.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kemenkes 2023, prevalensi kadar kolesterol total tinggi pada usia 15—24 tahun mencapai 7,8 persen. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun usia muda biasanya identik dengan kondisi kesehatan yang baik, ternyata banyak individu dalam kelompok ini memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Sementara itu, prevalensi kadar kolesterol tinggi juga tercatat semakin meningkat pada rentang usia di atas 24 tahun. Maka bertambahnya usia maka, risiko penyakit kardiovaskular semakin meningkat.
Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kemenkes tahun 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5 persen pada penduduk semua usia.
Hal tersebut berarti bahwa di antara 100 orang penduduk semua usia, sebanyak 1,5-nya menderita penyakit jantung. Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Indonesia berdasarkan estimasi jumlah pada jenis kelamin, yakni sekitar 352.618 orang laki-laki dan 442.674 pada perempuan.
Berdasarkan usia, prevalensi tertinggi yaitu pada populasi usia 65—74 tahun (3,6 persen) yang berarti bahwa di antara 100 orang, sebanyak 3,6-nya menderita PJK.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Nicolaus Novian Dwiya Wahjoepramono, MRes., Sp.JP, pola hidup tidak sehat yang banyak dijumpai di kalangan anak muda perkotaan. Gaya hidup tak sehat menjadi penyebab utama meningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh.
Baca Juga: Cara Konsumsi Timun yang Tepat Agar Dapat Memaksimalkan Turunkan Kadar Kolesterol
“Gaya hidup sedentari, yakni ketika seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya duduk di depan komputer dengan minim aktivitas fisik, berkontribusi besar terhadap penumpukan lemak jahat (LDL),” tuturnya dalam acara Kalbe Academia yang memperkenalkan gerakan Love The Beat di Tangerang.
Di samping itu, ada sederet kebiasaan yang dapat memperburuk kondisi metabolik. Salah satu yang banyak disukai gen alpha hingga gen z yaitu mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak jenuh dan rendah serat, minuman manis, serta melewatkan sarapan sehat.
Tidak sedikit dari mereka mengalami stres kronis, merokok, dan kurang tidur. Semua faktor ini berkaitan erat dengan peningkatan risiko gangguan kardiovaskular serius, seperti serangan jantung atau stroke pada usia produktif.
Baca Juga: Cara Meracik Rebusan Daun Kersen yang Ampuh Turunkan Gula Darah dan Kolesterol
Group Product Manager PT Kalbe Farma Tbk, apt. Tekla Rosa Oktivia menyarankan masyarakat semua kalangan rutin skrining kolesterol total dan LDL secara berkala. Selain itu, konsultasi secara dengan dokter juga perlu dilakukan agar masyarakat dapat lebih mengerti kondisi kesehatannya.
Di rangkaian gerakan Love The Beat ini, masyarakat bisa ikut cek kesehatan gratis. Kamu bisa ikut skrining kolesterol total dan LDL, gula darah, tensi dan sebagainya.
Wanita yang akrab disapa Rosa ini pun bicara tentang obat statin. Ya, obat ini memang sering dimanfaatkan masyarakat yang menghadapi kolesterol tinggi.
“Obat statin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain obat statin, sebenarnya terdapat juga produk suplemen untuk menjaga kesehatan jantung,” tutup Rosa.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung