Ilustrasi ginjal. (freepik.com)
INDOZONE.ID - Ginjal manusia punya peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Organ ini bekerja dengan membantu tubuh menyaring zat sisa, cairan berlebih, serta elektrolit seperti natrium dan kalium dari darah.
Selain itu, ginjal juga berfungsi membantu mengatur tekanan darah, produksi sel darah merah, dan menjaga keseimbangan kalsium dalam tubuh.
Kalau ginjal mengalami kerusakan, fungsinya yang menyaring zat beracun dan menjaga keseimbangan tumbuh tentu akan menganggu fungsi normalnya.
Akibatnya, racun dapat menumpuk dalam tubuh, retensi cairan, dan kadar elektrolit juga jadi tidak seimbang yang selanjutnya bisa memicu berbagai masalah kesehatan serius, seperti tekanan darah tinggi hingga penyakit jantung.
Baca Juga: 8 Manfaat Luar Biasa Jus Bit dan Wortel untuk Kesehatan Tubuh
Kerusakan ginjal yang juga terus dibiarkan juga bisa membuat seseorang terkena penyakit ginjal kronis, bahkan gagal ginjal.
Berikut 7 kebiasaan harian yang diam-diam dapat merusak fungsi ginjal:
Menggunakan obat pereda nyeri secara berlebihan bisa sangat membahayakan kerja ginjal, terutama buat yang sudah memiliki riwayat penyakit ginjal.
Untuk itu disarankan orang yang sudah menderita penyakit ginjal kronis sebaiknya menghindari mengkonsumsi obat pereda nyeri.
Bahkan buat yang nggak mengidap penyakit ginjal pun juga dosisnya harus disesuaikan dengan resep dokter untuk mengurangi risiko efek samping yang bisa membahayakan fungsi kerja ginjal.
Baca Juga: Moringa Oleifera, Tumbuhan Kecil yang Punya Khasiat Bantu Atur Gula Darah
Selain menjaga tubuh agar tetap terhidrasi, air juga dibutuhkan ginjal untuk membuang limbah serta membantu mencegah munculnya batu ginjal.
Melansir dari science alert, urine yang pekat akibat dehidarasi punya kadar mineral dan produk limbah yang lebih tinggi, yang bisa meningkatkan risiko batu ginjal dan infeksi urin yang bisa merusak fungsi ginjal.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Science Alert