Malangnya Nasib Kernet Mobil Kampas di Parepare, Kena PHK setelah 10 Tahun Kerja karena Tuduhan Tanpa Bukti
INDOZONE.ID - Sungguh malang nasib Syamsul, seorang kernet mobil di Kota Parepare Sulawesi Selatan. Syamsul didesak mengundurkan diri dari perusahaan, meski telah bekerja selama 10 tahun.
Dia dipaksa mengundurkan diri karena dicurigai ikut terlibat memainkan stok bahan bakar mobil perusahaan. Padahal perusahaan tak punya bukti kuat terkait tuduhan tersebut.
"Kejadiannya itu karena sopir saya kedapatan memainkan BBM mobil. Saya dicurigai terlibat. Tapi saya tidak tahu sama sekali. Sopir saya memang sering telponan dengan orang lain. Tapi saya tidak lihat," ujar Syamsul kepada Z Creator.
Syamsul diberi dua pilihan, yakni mengundurkan diri atau dimutasi ke Mamuju Sulawesi Barat. Tapi dia tak sanggup memutuskan dua pilihan tersebut.
"Saya minta waktu, tapi dipanggil terus untuk tanda tangan pengunduran diri. Sementara saya harus pikir-pikir dulu. Saya tanya keluarga juga dulu," tutur Syamsul.
Baca Juga: Ras Terkuat di Bumi Beraksi! Emak-emak di Parepare Protes Jalan Rusak Pakai Pot Bunga
Saat ini, perusahaan sudah mengeluarkan surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk Syamsul.
Dia pun memilih untuk meminta perlindungan di DPRD. Ia berharap bisa diberi solusi atas masalah pekerjaan yang ia hadapi.
"Kalau sudah tidak ada jalan untuk kerja kembali, saya minta hak saya sebagai pekerja saja," pinta Syamsul.
Selama bekerja, Syamsul diberi upah Rp3,6 juta. Jika Syamsul kena PHK, maka dia berhak menerima pesangon 15 kali gaji sesuai aturan ketenagakerjaan.
Baca Juga: Cerita Haru Arisa, Pedagang Sayur di Parepare Dapat Hadiah Motor saat Ikut Jalan Sehat
Sementara itu, Branch Manager PT Bina Agung Cipta Bersama, Yanuar mengakui meminta Syamsul mengundurkan diri. Sebab, dia curiga Syamsul terlibat permainan stok bahan bakar mobil perusahaan.
"Bahasa kasarnya kami gak percaya. Karena sudah dua kali kejadian di mobil yang sama. Dia juga mengaku tidak tahu. Seharusnya kan dia lapor," ungkap Yanuar.
Soal pesangon, Yanuar belum bisa mengiyakan. Pasalnya, di perusahaannya perlu koordinasi dari tingkat yang lebih di atas.
"Semua kebijakan perusahaan itu kami akan koordinasikan lebih dulu," imbuhnya.
Writer: Putri Octavia Saragih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators