Rabu, 09 OKTOBER 2024 • 13:22 WIB

3 Cara Cegah Kebiasaan Doom Spending yang Viral di Kalangan Gen Z: Jangan Hamburkan Uang, Tabung!

Author

Ilustrasi Gen Z. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Generasi Z (Gen Z) tengah dimanjakan oleh berbagai kemudahan dan keterbukaan akses untuk mengetahui serta melakukan banyak hal. 

Namun, zaman yang terus berkembang membuat banyak kekhawatiran finansial di tengah masyarakat. 

Ilustrasi gen z sedang bekerja. (Freepik)

Gen Z pun terjebak pada suatu kebiasaan yang bisa dianggap negatif, tetapi terjadi cukup masif. Kebiasaan buruk tersebut sedang viral dan dinamakan dengan Doom Spending.

Kebiasaan ini adalah perilaku suka menghambur-hamburkan uang, untuk sesuatu yang tidak esensial. Menurut pelakunya, perilaku ini dipicu stres berlebihan dan kekhawatiran akan kondisi keuangan yang dinilai suram. 

Alhasil, untuk menghilangkan stres dan perasaan khawatir tersebut, mereka melampiaskannya dengan membeli-beli barang tanpa berpikir panjang.

Menurut Giovanna Gonzalez, seorang penulis buku, Cultura & Cash: Lessons from The First Gen Mentor for Managing Finances & Cultural Expectations, "Doom Spending adalah respons terhadap pandangan yang buruk akan kondisi masa depan keuanganmu atau planet di mana kita tinggal dengan mengatakan, 'Apa pentingnya menabung untuk masa depan?" 

Baca Juga: Ajak Anak Belanja sambil Main, Perilaku Belanja Moms Gen Z Kini Berubah

Ia juga menegaskan, "Pikiran tersebut adalah, 'Aku akan habiskan sekarang tanpa khawatir akan tujuan jangka panjang seperti pensiun atau membeli sebuah rumah."

Menghabiskan uang saat ini, tanpa memikirkan konsekuensi, bukanlah cara yang baik dalam mengelola keuangan serta masa depan. 

Lantas, bagaimana cara mencegah kebiasaan tersebut? Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan!

3 Cara Cegah Kebiasaan Doom Spending 

1. Persulit Transaksi

Gen Z dimanjakan dengan berbagai kemudahan dan fasilitas dalam bertransaksi, terutama secara digital. 

Bertebarannya aplikasi marketplace yang bisa diunduh dan dipasang pada gadget masing-masing disertai aplikasi pembayaran online yang mempermudah transaksi mereka, memicu perilaku konsumtif yang berlebihan. 

Ilustrasi gen z sedang bekerja. (Freepik)

Munculnya platform-platform pembayaran online yang menjanjikan kemudahan, bahkan penundaan pembayaran seperti transaksi secara kredit atau berupa pinjaman. Itu memberi keleluasaan bagi generasi Z untuk bisa menghabiskan uangnya dengan berbelanja.

Kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi digital ini sering membuat seseorang melakukan pembayaran tanpa terasa berat. 

Mereka seolah dibuat tak menyadari seberapa banyak yang mereka habiskan dalam berbelanja. Tiba-tiba saja, saldo yang ada menjadi lenyap sekejap mata.

Maka dari itu, cobalah untuk menghapus akun-akun dan aplikasi pembayaran online. Jika perlu, buang semua kartu kredit yang kalian miliki. 

Paksa diri kalian berbelanja dengan uang tunai jika memungkinkan. Menggunakan uang tunai, akan terasa lebih memberatkan karena kita secara langsung bisa melihat berapa banyak yang kita keluarkan. 

Baca Juga: 7 Kebiasaan untuk Latih Otak supaya Hidup Lebih Bahagia: Gen Z Harus Tahu!

Kita bisa langsung mengecek sisa uang yang masih ada di dompet kita. Secara psikologis, hal ini mampu membuat seseorang berpikir ulang untuk menghambur-hamburkan uang.

2. Ubah Kebiasaan Bersosial Media

Perilaku Doom Spending punya akar yang sama dengan Doom Scrolling. Orang-orang sudah terbiasa berkubang dengan berbagai macam konten yang begitu mudah mereka scroll di media sosial. 

Mereka, yang tenggelam dengan konten berisi topik-topik berat, akan merasa lelah untuk memikirkan masa depan. Bagi mereka, tak ada alasan untuk mempersiapkan masa depan karena begitu suramnya kenyataan sekarang, seperti di media sosial masing-masing.

Media sosial kerap melahirkan sifat FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut ketinggalan. Makin kita suka melihat kehidupan orang lain yang lebih sukses atau terkenal, itu bisa menimbulkan keinginan mengikuti gaya hidupnya. 

Tentunya, perasaan ini memicu perilaku konsumtif pada hal-hal yang tidak penting demi dianggap up-to-date atau tidak ketinggalan zaman. 

Padahal, media sosial hanya menunjukkan sebagian kisah saja. Kita tidak benar-benar tahu apa yang terjadi di balik kemampuan mereka menghabiskan kekayaannya. 

Bisa jadi para influencer atau selebgram yang kita pelototi kehidupannya, punya penghasilan sangat besar sehingga bisa ditabung sebagiannya untuk masa depan. 

Ilustrasi belanja online di ecommerce.

Namun, kita yang menonton kebiasaannya menghambur-hamburkan uang, tak tahu akan hal-hal di belakang layar.

Mungkin ini saatnya bagi kita mencabut semua koneksi kita ke dunia maya dan perbanyak interaksi di dunia nyata dengan menyibukkan diri pada kegiatan-kegiatan offline, seperti berolahraga, naik gunung, berkemah, berkumpul bersama teman-teman atau sekadar mengajak keluarga kecil, bahkan hewan kesayanganmu berjalan-jalan ke taman. 

Aktivitas luar ruangan semacam itu bisa mengalihkan ketergantungan kita pada kebiasaan bermedia sosial dan mengurangi rasa FOMO atau sifat latah kita tadi.

3. Melatih Mempersiapkan Keuangan untuk Masa Depan

Menghabiskan uang pada hal-hal yang tidak esensial dengan dalih menghilangkan stres, justru akan menambah beban pikiran. 

Berapa banyak para pemuda dan pemudi yang terjebak dalam utang pinjol (pinjaman online). Alih-alih menghilangkan stres, hal tersebut malah bisa membuat kehidupan mereka makin rumit.

Namun, bila kita mampu mengambil langkah strategis untuk menata keuangan, kita bisa membasmi keberadaan rasa cemas yang senantiasa menghantui.

Baca Juga: Studi HP: 87% Pekerja Indonesia Gunakan AI hingga Gen Z Rela Potong Gaji Demi Pekerjaan Idaman

Kita bisa belajar menyisihkan sebagian uang yang kita dapatkan untuk ditabung meski dimulai dari jumlah sangat kecil. 

"Kita punya tujuan-tujuan yang telah dibentuk oleh masyarakat sejak lama, namun kita menjauh dari hal-hal yang bisa mewujudkannya, bahkan dari progress yang kecil," tutur seorang mentor keuangan dan pendiri The Organized Money, Alaina Fingal. 

Dengan menurunkan target jumlah tabungan kalian, sebagaimana kata Alaina, kalian bisa mencapainya dengan realistis dan merasakan sensasi dari sebuah pencapaian. 

Hal ini memicu kita untuk terus menabung dan meningkatkan tabungan kita demi meraih pencapaian yang lebih signifikan.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Aboutschwab