Selasa, 27 FEBRUARI 2024 • 10:50 WIB

Mitos dan Fakta Seputar Jenis Kelamin berdasarkan Detak Jantung Bayi

Author

Jantung bayi dalam kandungan seringkali menjadi perdebatan, terkait kepercayaan bahwa detak jantung berpengaruh pada jenis kelamin bayi. (pexels.com)

INDOZONE.ID - Jantung bayi dalam kandungan seringkali menjadi pusat perhatian ibu hamil, terutama ketika muncul kepercayaan bahwa detak jantung dapat mengindikasikan jenis kelamin janin.

Artikel ini akan membahas mitos seputar perbedaan detak jantung janin perempuan dan laki-laki, serta menjelaskan kebenaran di balik klaim ini.

Detak Jantung Janin Perempuan dan Laki-Laki

Selama kehamilan, banyak ibu hamil yang mempercayai bahwa detak jantung janin dapat memberikan petunjuk mengenai jenis kelamin bayi. (pexels.com)

Selama kehamilan, banyak ibu hamil yang mempercayai bahwa detak jantung janin dapat memberikan petunjuk mengenai jenis kelamin bayi.

Beberapa orang berpendapat bahwa detak jantung di atas 140 bpm menandakan bayi perempuan, sementara di bawahnya menandakan bayi laki-laki.

Namun, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Fetal Diagnosis and Therapy, menemukan bahwa klaim ini tidak dapat diandalkan.

Dari penelitian yang melibatkan 477 partisipan perempuan, tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam detak jantung bayi perempuan dan laki-laki.

Rata-rata detak jantung bayi perempuan adalah 151,7 bpm, sedangkan bayi laki-laki adalah 154,9 bpm.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa detak jantung tidak dapat dijadikan indikator untuk menentukan jenis kelamin bayi.

Baca Juga: 8 Makanan yang Baik dan Bagus untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Detak Jantung sebagai Penanda Kesehatan Janin

Meskipun detak jantung tidak bisa memprediksi jenis kelamin bayi, penting untuk diingat bahwa detak jantung tetap menjadi penanda kesehatan janin di dalam kandungan. (pexels.com)

Meskipun detak jantung tidak bisa memprediksi jenis kelamin bayi, penting untuk diingat bahwa detak jantung tetap menjadi penanda kesehatan janin di dalam kandungan.

Detak jantung bayi biasanya dapat didengar sejak usia kandungan mencapai 6 minggu, meskipun pada tahap awal detak jantung mungkin masih terlalu lemah untuk didengar.

Lauren Carlos, seorang bidan di Mayo Clinic, menjelaskan bahwa jantung bayi biasanya mulai berdetak pada usia enam minggu, meski belum tentu terdengar.

Jika detak jantung tidak terdengar pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada minggu keenam, sebaiknya diulang pada minggu ketujuh untuk hasil yang lebih jelas.

Penting untuk dicatat bahwa detak jantung janin pada minggu awal kehamilan biasanya berada di sekitar 110 bpm, dan akan terus meningkat hingga mencapai angka maksimalnya di usia kehamilan sembilan hingga 10 minggu, yaitu antara 140 hingga 170 bpm.

Jika detak jantung janin jauh dari rentang normal ini, konsultasikan dengan dokter.

Baca Juga: 8 Tanda Peringatan yang Berkaitan dengan Masalah Jantung

Mitos Lain seputar Jenis Kelamin Janin

Selain mitos detak jantung, terdapat pula mitos-mitos lain seputar cara mengetahui jenis kelamin janin. Misalnya, bentuk perut dan ukuran payudara dianggap sebagai petunjuk. (pexels.com)

Selain mitos detak jantung, terdapat pula mitos-mitos lain seputar cara mengetahui jenis kelamin janin. Misalnya, bentuk perut dan ukuran payudara yang dianggap sebagai petunjuk, padahal hal ini lebih bersifat mitos daripada fakta ilmiah.

Bentuk perut, apakah oval atau bundar, tidak dapat dijadikan indikator jenis kelamin bayi. Dokter kandungan menjelaskan bahwa bentuk perut dipengaruhi oleh bentuk tubuh ibu hamil dan pergerakan janin.

Ukuran payudara juga dianggap mitos, dimana ukuran payudara kanan yang lebih besar dikaitkan dengan bayi perempuan, dan ukuran payudara kiri yang lebih besar dikaitkan dengan bayi laki-laki.

Perubahan ukuran payudara selama kehamilan disebabkan oleh pengaruh hormon, dan tidak memiliki kaitan dengan jenis kelamin bayi.

Mitos seputar jenis kelamin janin seringkali membingungkan ibu hamil. Meskipun detak jantung tidak dapat dijadikan penentu jenis kelamin, tetaplah penting untuk memahami bahwa detak jantung memiliki peran sebagai penanda kesehatan janin.

Jangan terlalu bergantung pada mitos, melainkan konsultasikan dengan dokter untuk informasi yang lebih akurat mengenai kehamilanmu.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Haibunda.com