Sabtu, 23 MARET 2024 • 11:18 WIB

Kasus Penderita Demam Berdarah Melonjak Awal 2024, Kemenkes dan Takeda Gencar Edukasi 3M Plus Vaksin DBD

Author

Dr. Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI memaparkan tentang lonjakan DBD di Jakarta, Kamis (21/3/2024). (INDOZONE/M Fadli)

INDOZONE.ID - Lonjakan kasus Demam Berdarah (DBD), berikut angka kematiannya terus melonjak setiap awal tahun. Bahkan angkanya lebih besar dibanding awal tahun sebelumnya.

Faktor perubahan iklim, kelembaban, suhu, membuat nyamuk aides agepty berkembang biak hingga menyebabkan banyak orang terjangkit.

Dalam pemaparan Dr. Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, kasus penderita dan kematian akibat DBD selalu meningkat di awal tahun. Namun di awal tahun 2024, jumlah kasus dan angka kematian lebih tinggi dibanding 2022 dan 2023.

"Di Indonesia tahun 2023, jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia 114,770 kasus dan kematian 894 kematian, dimana untuk kasus kematian 2023, kita bisa lebih rendah sekitar 30 persen. Namun pada tahun 2024, sampai minggu ke 11, jumlah kasusnya sudah 35,556 kasus dan ada 290 kasus kematian," jelas Dr. Imran Pambudi dalam acraa buka puasa bersama bersama Takeda di kawasan Kuningan, Jakarta selatan, Kamis (21/3/2024).

Pihak pemerintah sendiri merasa masih banyak masyarakat yang kurang pengetahuan akan deteksi dini hingga pemberantasan sarang nyamuk.

Baca Juga: Waduh! Kasus DBD di Indonesia Meningkat 2 Kali Lipat, Ini Penyebab hingga Upaya Pencegahannya

Dr. Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI memaparkan tentang lonjakan DBD di Jakarta, Kamis (21/3/2024). (INDOZONE/M Fadli)

"Tantangan yang kita hadapi yang pertama, masih belum optimalnya penggetahuan masyarakat tentang tanda gejala dbd dini. Dan budaya pemberantasan sarang nyamuk yang masih belum optimal," katanya.

Untuk itu, sebuah program kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD diluncurkan sebagai bagian dari upaya bersama Kementerian Kesehatan dan Takeda untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang DBD dan tindakan pencegahan, termasuk edukasi tentang inovasi pencegahan seperti Wolbachia dan vaksinasi.

Kampanye ini kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia.

"Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo. Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD," katanya.

Baca Juga: 5 Langkah Cegah Demam Berdarah, Penyakit yang Kerap Muncul di Musim Penghujan

Penghargaan PR Indonesia Award 2024 untuk Pencegahan DBD

Takeda dalam Kemitraan dengan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan, Meraih Penghargaan PR Indonesia Award 2024. (INDOZONE/M Fadli)

Melalui program tersebut, TDirjen P2P Kementerian Kesehatan dan Takeda, perusahaan farmasi terkemuka yang memproduksi vaksin DBD, meraih penghargaan PR Indonesia Award 2024 untuk program pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup berbagai upaya edukasi pencegahan DBD, termasuk kampanye #Ayo3mplusVaksinDBD, yang memenangkan penghargaan dalam kategori Corporate PR.

Penghargaan ini menegaskan komitmen kuat Takeda dan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan dalam memerangi DBD melalui serangkaian kegiatan komprehensif. Mereka juga berkomitmen untuk mencapai target nol kematian akibat DBD di Indonesia pada tahun 2030.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyatakan kebanggaannya atas penghargaan ini. Dia menyoroti dedikasi mereka dalam memerangi DBD di Indonesia dan mengapresiasi dukungan dari pihak terkait, termasuk pemerintah, mitra kesehatan, dan masyarakat umum.

"Kami sangat bangga untuk menerima penghargaan yang luar biasa dari PR Indonesia ini, sebagai pengakuan atas komitmen kuat kami bersama dengan Kementerian Kesehatan dalam memerangi DBD di Indonesia. Pencapaian ini menggarisbawahi dedikasi kami untuk membuat perbedaan nyata dalam kesehatan masyarakat, sesuai dengan keahlian kami," katanya Andreas.

Baca Juga: Viral Bocah di Bekasi Meninggal Diduga Korban Malpraktik RS, Kemenkes Tegas Minta Dinkes Evaluasi

"Hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya dukungan dan sambutan baik dari pihak-pihak terkait, di antaranya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, para mitra di dunia kesehatan, komunitas, serta masyarakat umum. Prestasi ini bukan hanya milik Takeda, tetapi juga milik semua pihak yang sudah dengan gigih melakukan pencegahan dan pengendalian DBD di Indonesia.”

Penghargaan ini menunjukkan pengakuan atas upaya bersama Takeda dan Kementerian Kesehatan dalam pencegahan DBD di Indonesia. Ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat.'

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung