INDOZONE.ID - Menstruasi merupakan proses alami di mana lapisan rahim luruh dan keluar melalui vagina, yang terjadi setiap bulan bagi wanita dalam usia reproduksi.
Namun, jika menstruasi menjadi tidak teratur, maka bisa jadi ada masalah kesehatan yang mendasarinya.
Berikut delapan kondisi medis yang membuat siklus menstruasi tidak lancar.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Menstruasi
Menstruasi yang teratur tidak hanya menunjukkan keseimbangan hormon, tetapi juga kesehatan sistem reproduksi secara keseluruhan.
Ketika siklus menstruasi berubah, seperti menjadi lebih singkat, lebih panjang, atau bahkan berhenti, ini bisa menandakan adanya masalah kesehatan tertentu. Berikut di antaranya.
Kondisi Medis yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
1. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS adalah gangguan hormon umum yang sering kali dikaitkan dengan pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, dan penambahan berat badan.
Namun, PCOS juga dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak datang sama sekali akibat ketidakseimbangan hormon.
Baca Juga: Apakah Wanita Masih Mengalami Menstruasi saat Koma? Ini Penjelasan Dokter
Menurut studi yang diterbitkan di International Journal of Cancer pada tahun 2016, sekitar 75 hingga 85 persen wanita dengan PCOS mengalami gangguan menstruasi.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim.
Hal ini menyebabkan nyeri menstruasi yang hebat dan pendarahan yang lebih banyak dari biasanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kondisi ini mempengaruhi sekitar 190 juta wanita usia reproduksi di seluruh dunia, dan sering dikaitkan dengan rasa sakit yang luar biasa saat menstruasi.
3. Miom Uterus
Miom atau fibroid adalah pertumbuhan non-kanker di dalam rahim yang dapat menyebabkan menstruasi berlebih atau berkepanjangan.
Berdasarkan studi tahun 2022 di jurnal Frontiers, sekitar 30 persen wanita dengan miom mengalami menorrhagia atau pendarahan berlebih saat menstruasi.
Selain itu, miom juga bisa menyebabkan nyeri panggul, nyeri punggung bagian bawah, serta masalah saluran kemih.
4. Gangguan Tiroid
Gangguan tiroid seperti hipotiroidisme dan hipertiroidisme juga dapat mempengaruhi menstruasi.
Hipotiroidisme, di mana tubuh kekurangan hormon tiroid, dapat menyebabkan menstruasi yang berlebih.
Sebaliknya, hipertiroidisme, di mana tubuh kelebihan hormon tiroid, dapat menyebabkan menstruasi yang ringan atau bahkan tidak datang.
Menurut studi tahun 2020 di Current Medicine Research and Practice prevalensi menstruasi tidak teratur pada wanita dengan hipotiroidisme dan hipertiroidisme masing-masing adalah 30 persen dan 7,5 persen.
5. Penyakit Radang Panggul (PID)
PID adalah infeksi pada organ reproduksi wanita yang dapat menyebabkan nyeri di perut bagian bawah, keputihan yang tidak normal, demam, dan nyeri saat berhubungan intim.
Penyakit ini juga dapat menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur dan kram menstruasi yang berat.
PID sering kali sulit didiagnosis karena beberapa wanita tidak menunjukkan gejala yang mencolok.
6. Stres Kronis
Stres kronis, yang berlangsung dalam waktu lama, dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh dan menyebabkan menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak datang.
Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di Neuroscience & Biobehavioral Reviews pada Agustus 2024, stres kronis diidentifikasi sebagai faktor risiko yang berkaitan dengan menstruasi tidak teratur.
7. Gangguan Makan
Gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia, dapat memengaruhi keseimbangan hormon tubuh, sehingga mengakibatkan menstruasi yang terlewat atau tidak teratur.\
Baca Juga: Apa Hubungan Antara Kanker Payudara dan Menstruasi? Ini Penjelasannya
Pembatasan makanan yang ekstrem atau perilaku makan berlebihan diikuti dengan memuntahkan makanan (binge-purge) dapat mengganggu siklus menstruasi.
8. Diabetes
Baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2 dapat berdampak pada siklus menstruasi.
Penelitian yang dipublikasikan di Reproductive Biology and Endocrinology pada tahun 2011 menemukan bahwa lebih dari sepertiga remaja perempuan dengan diabetes tipe 1 mengalami menstruasi yang tidak teratur.
Wanita dengan diabetes tipe 2 juga berisiko tinggi mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.
Demikian beberapa penjelasan mengenai kondisi medis yang membuat siklus menstruasi tidak lancar.
Mengetahui kondisi medis yang dapat memengaruhi siklus menstruasi penting untuk menjaga kesehatan reproduksi.
Jika kamu mengalami menstruasi yang tidak teratur atau perubahan yang signifikan pada siklus menstruasi, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthshots.com