Jumat, 03 JANUARI 2025 • 10:33 WIB

Batuk Rejan Bisa Sebabkan Kematian, Orang Tua Wajib Kenali Gejalanya

Author

Ilustrasi anak yang sedang batuk.

INDOZONE.ID - Penyakit pertusis atau biasa disebut batuk rejan yang menyerang anak-anak harus ditangani dengan cepat dan serius, karena hal tersebut bisa berakibat fatal yakni kematian.

"Pertusis bisa dialami oleh anak-anak dan orang tua harus waspada dengan adanya batuk tersebut. Sebab pertusis bisa menyebabkan kematian pada anak," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni, di Tangerang, Jumat (3/1/2024).

Dini mengungkapkan bahwa penyakit pertusis atau batuk rejan ini adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis.

Baca Juga: Sering Alami Sulit Menelan dan Batuk di Malam Hari? Waspadai, Ini Pertanda Awal Penyakit Akalasia

Penyakit tersebut ditandai dengan batuk yang disertai dengan suara tarikan napas tinggi yang khas serta berkepanjangan.

Adapun gejala-gejala batuk rejan tersebut yakni hidung tersumbat, pilek, bersin, mata merah dan demam.

Biasanya definisi operasional suspek pertusis ialah orang dengan batuk terus menerus yang berlangsung minimal selama dua minggu dengan ditemukan batuk rejan saat napas dalam, muntah setelah batuk, atau muntah tanpa ada penyebab yang jelas.

Ia menuturkan bila tidak ditangani, batuk rejan bisa menyebabkan komplikasi terutama pada bayi dan anak-anak di bawah usia dua tahun.

Baca Juga: Bukan Cuma Gagal Ginjal, Ada Bahaya Lain Dibalik Pemberian Obat Batuk Sirup Pada Anak

Beberapa komplikasi yang bisa muncul antara lain dehidrasi, kesulitan bernapas, penurunan berat badan, pneumonia (infeksi paru-paru), kejang, gangguan ginjal, dan kurangnya pasokan oksigen ke otak.

Sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan di antaranya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan protokol kesehatan serta memberikan imunisasi DPT-HB-Hib lengkap sesuai jadwal pada bayi dan anak bawah dua tahun.

"Jika ada anak atau warga yang memiliki keluhan batuk dengan karakteristik pertusis, mohon agar dapat diinfokan ke puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan dan pengobatan yang intensif,” katanya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: ANTARA