Suntiang adalah perhiasan kepala bertingkat berwarna keemasan yang dipakai oleh perempuan Minangkabau.
Hiasan ini berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari susunan ornamen bermotif flora dan fauna, di antaranya diambil dari bentuk bunga mawar, pisang, burung merak, kupu-kupu, dan ikan.
Berat suntiang berkisar antara 3,5 sampai 5 kg. Namun, belakangan ini dibuat dengan ukuran lebih kecil dan bahan yang lebih ringan agar memudahkan dalam pemakaian.
Beratnya suntiang melambangkan tanggung jawab pengantin wanita dalam rumah tangga.
Hal ini diharapkan dapat menjalankan peran istri dan ibu dengan bijaksana.
Suntiang biasanya dihiasi dengan motif bunga melati, mawar, atau kecubung. Headpice ini juga sebagai simbol ratu, tanggung jawab, dan kewajiban
Karsuhun memiliki makna yang mencerminkan kecantikan dan keanggunan perempuan Palembang. Memiliki berat mencapai dua hingga tiga kilogram.
Headpiece yang beratnya mencapai tiga kilogram ini dibungkus dengan warna emas.
Karsuhun ini merupakan simbol keagungan Raja dari Kerajaan Sriwijaya.
Bentuknya sebagai mahkota juga melambangkan sifat pengantin wanita yang lembut dan keibuan.
Penulis: Hilwah Nur Puspitawati
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia, Indonesia.go.id, Instagram/weddingku