Ilustrasi orang tua dengan demensia. (Pexels/Andrea Piacquadio)
INDOZONE.ID - Sebanyak 57 juta orang di seluruh dunia, hidup dengan demensia pada tahun 2021. Lalu, sekitar 60–70 persen di antaranya, merupakan kasus penyakit Alzheimer.
Seiring dengan terbatasnya pengobatan farmakologis untuk demensia, perhatian kini tertuju pada upaya pencegahan melalui pola hidup sehat, termasuk pola makan.
Dikutip dari Medical News Today, salah satu pola makan yang mendapat sorotan adalah diet MIND (Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay) yang dikembangkan para peneliti di Rush University Medical Center pada tahun 2015.
Diet ini merupakan gabungan dari diet Mediterania dan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), yang menekankan pada konsumsi makanan ramah otak.
Kini, sebuah studi terbaru yang dipresentasikan dalam konferensi tahunan NUTRITION 2025 dari American Society for Nutrition menunjukkan, mengikuti diet MIND dapat membantu menurunkan risiko demensia, termasuk penyakit Alzheimer, bahkan berlaku jika diterapkan pada usia paruh baya atau lanjut.
Baca juga: Dear Pemabuk! Minum Alkohol Berlebihan Bisa Tingkatkan Risiko Kerusakan Otak dan Demensia, Lho
Penelitian ini menganalisis data dari hampir 93.000 orang dewasa Amerika Serikat berusia 45 hingga 75 tahun, yang tergabung dalam Multiethnic Cohort Study sejak 1990-an.
Peserta berasal dari berbagai latar belakang etnis seperti Afrika-Amerika, Latino, kulit putih, Asia-Amerika, dan penduduk asli Hawaii.
Para peneliti menilai, kepatuhan peserta terhadap prinsip diet MIND, menggunakan kuesioner frekuensi makanan pada awal studi dan 10 tahun setelahnya.
Hasilnya, peserta dengan skor diet MIND tertinggi memiliki risiko 9 persen lebih rendah mengalami demensia. Penurunan risiko bahkan mencapai 13 persen di antara peserta dari kelompok etnis Afrika-Amerika, Latino, dan kulit putih.
“Penelitian sebelumnya banyak dilakukan pada populasi kulit putih,” ujar penulis utama studi, Dr. Song-Yi Park, dari University of Hawaii Cancer Center.
“Studi kami membuktikan manfaat perlindungan diet MIND dalam populasi yang lebih beragam,” sambungnya.
Ilustrasi makanan sehat untuk diet MIND. (Pexels/Ella Olsson)
Peneliti juga menemukan, peserta yang meningkatkan kepatuhan mereka terhadap diet MIND selama 10 tahun, berhasil menurunkan risiko demensia hingga 25 persen, dibandingkan dengan mereka yang justru menurunkan kepatuhan dietnya.
“Penemuan ini menegaskan bahwa menerapkan pola makan sehat di usia paruh baya hingga lanjut tetap berdampak positif dalam mencegah demensia,” kata Park dalam siaran pers.
Ia juga menekankan, pentingnya mengurangi faktor risiko yang dapat dimodifikasi sebagai prioritas kesehatan masyarakat.
Diet MIND mencakup 10 kelompok makanan sehat untuk otak, seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, beri, ikan, biji-bijian utuh, dan minyak zaitun.
Diet ini juga menghindari lima kelompok makanan yang dianggap tidak baik untuk otak, seperti daging merah, mentega, keju, makanan cepat saji, dan makanan yang digoreng.
Seorang Ahli Gizi, Monique Richard, menyarankan, agar individu berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi, untuk menyesuaikan diet MIND dengan kebutuhan, preferensi, dan latar belakang budaya masing-masing.
Baca juga: Benarkah Makan Daging Merah Sebabkan Demensia? Ini Penjelasannya
Beberapa komponen diet MIND yang dianjurkan meliputi:
Meskipun demikian, banyak ahli setuju, menerapkan pola makan sehat seperti diet MIND adalah langkah positif yang patut dipertimbangkan.
“Berikan nutrisi terbaik untuk otak kamu. Diet hanyalah satu bagian dari upaya menjaga kesehatan otak secara menyeluruh,” ujar Richard.
Meski hasil studi ini menjanjikan, para ahli tetap menyarankan kehati-hatian. Dr. Clifford Segil, ahli neurologi di Santa Monica, California, mengatakan, meskipun makanan seperti sayuran hijau dan buah beri dikenal baik untuk jantung, bukti manfaat langsungnya terhadap kesehatan otak masih belum sepenuhnya jelas.
“Faktor risiko yang dapat dimodifikasi memang penting dalam praktik medis, namun hingga kini belum ada yang terbukti secara pasti dapat mencegah kehilangan daya ingat atau demensia,” imbuh Segil.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Medical News Today