Ilustrasi area kewanitaan bengkak. (freepik.com)
INDOZONE.ID - Mengalami pembengkakan pada area kewanitaan setelah berhubungan intim bisa jadi mengkhawatirkan. Namun, kondisi ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan berlebihan. Jika pembengkakan tidak mereda dengan sendirinya, ada berbagai cara untuk mengatasi dan mencegahnya. Berikut beberapa penyebab dan cara mencegahnya.
Ilustrasi area kewanitaan. (freepik.com)
Pembengkakan area kewanitaan mengacu pada kondisi di mana area genital eksternal wanita, termasuk labia luar, labia dalam, dan area sekitar klitoris serta pembukaan vagina, mengalami pembesaran atau rasa bengkak. Gejala ini sering disertai kemerahan, nyeri, gatal, atau ketidaknyamanan.
Menurut dokter spesialis kandungan, pembengkakan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti gesekan selama aktivitas seksual, perubahan hormon, reaksi alergi, infeksi, atau trauma fisik. Meski biasanya bersifat sementara, pembengkakan yang parah atau berlangsung lama perlu diperiksa lebih lanjut oleh dokter.
Baca Juga: Ini Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Bersihkan Area Kewanitaan
Ilustrasi hubungan seksual (freepik)
Saat terangsang, pembuluh darah di area genital melebar, menyebabkan aliran darah meningkat. Ini dapat menyebabkan pembengkakan sementara yang biasanya hilang setelah aktivitas seksual selesai.
Aktivitas seksual yang terlalu lama atau kasar dapat menyebabkan gesekan berlebih pada area kewanitaan, yang berujung pada iritasi dan pembengkakan. Kurangnya pelumasan alami juga dapat memperburuk kondisi ini.
Beberapa wanita bisa mengalami reaksi alergi terhadap kondom lateks, pelumas, atau bahan lain yang digunakan saat berhubungan. Reaksi ini dapat menimbulkan pembengkakan, gatal, dan iritasi.
Baca Juga: Bukan Selingkuh, Ternyata Ini Penyebab Pasangan Malas Berhubungan Intim
Bakteri vaginosis terjadi ketika keseimbangan bakteri baik di vagina terganggu. Gejalanya meliputi keputihan berwarna abu-abu atau putih dan bau tidak sedap. Meski pembengkakan jarang terjadi, kondisi ini dapat memicu iritasi.
Infeksi jamur ditandai dengan keputihan kental, rasa gatal, kemerahan, dan iritasi. Aktivitas seksual dapat memperburuk gejala ini, menyebabkan pembengkakan pada area kewanitaan.
Beberapa PMS, seperti herpes, gonore, atau klamidia, dapat menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan rasa tidak nyaman di area genital. Jika disertai gejala lain, seperti luka, rasa nyeri, atau keputihan tidak normal, segera periksa ke dokter.
Tekanan atau benturan pada area genital selama hubungan intim, terutama dalam posisi tertentu, dapat menyebabkan pembengkakan. Luka kecil atau lecet pada jaringan juga dapat menjadi penyebab.
Ilustrasi menjaga kesehatan area kewanitaan. (freepik.com)
Jika pelumasan alami kurang, gunakan pelumas berbahan dasar air untuk mengurangi gesekan. Hindari pelumas berbahan kimia keras yang dapat menyebabkan iritasi.
Gunakan kondom dan pelumas yang hipoalergenik untuk mengurangi risiko alergi. Hindari produk beraroma, berwarna, atau mengandung bahan kimia yang dapat memicu iritasi.
Bersihkan area kewanitaan dengan air hangat dan sabun lembut tanpa pewangi.
Hindari douching (membilas area kewanitaan dengan campuran air dengan bahan-bahan lain seperti cuka, baking soda atau cairan pembersih khusus) karena dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri.
Setelah berhubungan, pastikan untuk membersihkan area tersebut dengan lembut.
Lakukan aktivitas seksual dengan lembut untuk mengurangi risiko cedera atau trauma. Komunikasikan dengan pasangan jika merasa tidak nyaman.
Ilustrasi kompres dingin. (freepik.com)
Jika pembengkakan sudah terjadi, berikut adalah beberapa cara untuk meredakannya:
Gunakan kompres dingin atau es yang dibungkus kain untuk mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri. Tempelkan selama 10–15 menit dengan jeda di antara sesi.
Beristirahatlah dan hindari aktivitas seksual hingga pembengkakan mereda. Kenakan pakaian longgar dan celana dalam berbahan katun untuk mengurangi iritasi.
Minyak kelapa dapat digunakan sebagai pelembap alami karena sifat anti-inflamasinya. Oleskan pada area yang teriritasi untuk membantu meredakan pembengkakan.
Mandi sitz atau rendaman air hangat dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan. Tambahkan garam Epsom atau oatmeal koloid untuk efek menenangkan.
Ilustrasi konsultasi dengan dokter. (freepik.com)
Pembengkakan ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika pembengkakan disertai rasa sakit parah, keputihan tidak normal, atau gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter.
Dengan menjaga kebersihan dan memilih produk yang tepat, anda dapat mencegah terjadinya pembengkakan pada area kewanitaan dan menikmati hubungan intim yang lebih nyaman.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthshots.com