Rabu, 13 MARET 2024 • 20:30 WIB

Apa sih Arti Childhood Trauma (Trauma Masa Kanak-kanak) dan Apa Saja Penyebabnya?

Author

Ilustrasi anak stunting
INDOZONE.ID - Childhood Trauma atau trauma masa kanak-kanak, adalah pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan, mengacu pada peristiwa stres atau traumatis yang terjadi selama masa kanak-kanak.

Ini berpotensi berdampak negatif terhadap kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis seorang anak, yang biasanya trauma tersebut terus diingat hingga dewasa.

Pengalaman ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pelecehan fisik, emosional, atau seksual, penelantaran, melihat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi di antara kedua orang tua merka, kekerasan pada anak (abusive), dan lain sebagainya.

Trauma masa kanak-kanak dapat mengganggu perkembangan kesehatan, memengaruhi keterikatan dan hubungan dengan lingkungan sekitar. Dampaknya bisa sangat besar dan bertahan lama.

Dampak paling menonjol adalah dapat mempengaruhi kesehatan mental, perubahan perilaku, dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Memahami kompleksitas trauma masa kanak-kanak sangat penting untuk memberikan dukungan dan intervensi yang efektif kepada mereka yang terkena dampak traumatis, membantu mereka untuk pulih dan berkembang meskipun ada tantangan yang akan mereka hadapi.

Anak-anak bergantung pada orang lain, terutama terhadap kedua orang tuanya untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan mereka.

Anak-anak sering kali mengalami kesulitan dalam mengungkapkan apa saja yang mereka butuhkan kepada orang tuanya.

Baca Juga: Waduh, Perundungan di Masa Anak-anak akan Berdampak pada Kesehatan Mental di Masa Depan

Sayangnya, mereka mempunyai kebutuhan yang tidak terpenuhi karena beberapa alasan. Ada sejumlah alasan pribadi, emosional, psikologis, atau ekonomi yang menyebabkan orang tua dan pengasuh lainnya merasa kesulitan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan anak-anak mereka.

Perasaan anak yang diabaikan, ditinggalkan, kesepian, dan kesengsaraan dapat muncul karena kebutuhan yang tidak terpenuhi, atau apapun alasan dibaliknya.

Hal ini dapat mengembangkan cara berpikir dan pola perilaku yang negatif dan merugikan dan terus berlanjut hingga mereka masa dewasa.

Otak kita mampu bereaksi dengan berbagai cara dan memegang kontrol secara keseluruhan atas semua aktivitas, perasaan, emosi, atau bahkan ‘memerintahkan’ amigdala untuk berhati-hati saat kita merasa takut atau dalam situasi bahaya.

Ketika seorang anak mengalami trauma yang ekstrim, hal itu dapat mengakibatkan rasa sakit atau penderitaan yang luar biasa, terutama secara mental.

Jika hal ini terjadi pada anak-anak dalam waktu jangka panjang, mereka akan merasa sendirian, mati rasa, hampa, kesedihan yang berkepanjangan – maka akan menimbulkan kecemasan yang berlebihan.

Dalam kondisi seperti ini, masalah gejala-gejala penyakit mental atau kejiwaan bisa muncul jika tidak segera ditangani oleh bantuan para profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Anak-anak memang tangguh, tapi mereka tetaplah manusia.

“Mereka masih sangat muda ketika hal itu terjadi, mereka bahkan tidak akan mengingatnya ketika sudah dewasa."

Itu adalah pernyataan yang umum dilontarkan oleh orang dewasa. Namun penting untuk dipahami bahwa trauma masa kanak-kanak dapat berdampak jangka panjang yang sangat serius. Ini berarti, trauma masa kanak-kanak sebagian besar akan selalu diingat.

“Anak-anak belajar betapa aman atau tidak amannya kehidupan ini melalui pengalaman mereka seiring berkembangnya fisik dan otak mereka. Mereka harus belajar melindungi diri dari apa yang mereka anggap menyakitkan atau membahayakan mereka. Apa yang pernah terjadi di masa kanak-kanak mereka, biasanya akan menentukan kepribadian mereka saat dewasa nanti," kata psikolog, Yolanda Renteria.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dengan seksama ketika seorang anak mungkin memerlukan bantuan dari ahli profesional untuk memproses traumanya, dan mendapatkan terapi yang tepat.

Selain itu, intervensi dini dapat menghentikan dampak trauma yang berlanjut hingga kedewasaan.

Apa penyebab trauma masa kecil pada anak-anak?

Ilustrasi orang alami trauma

Pelecehan atau bahkan kekerasan seksual atau fisik dapat menimbulkan trauma bagi anak-anak.

Anak-anak juga mungkin mengalami dampak psikologis dari kejadian-kejadian tertentu seperti kecelakaan kendaraan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, atau masalah medis yang serius.

Walaupun kehidupan ini tampak normal bagi orang dewasa, penyebab stres yang terus-menerus seperti korban perundungan (bullying), atau tinggal di lingkup yang berbahaya, seperti daerah rawan kriminalitas, dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan yang bisa menyebabkan trauma bagi anak-anak.

Pengalaman yang bahkan tidak dialami langsung oleh anak, bisa saja tetap menimbulkan trauma masa kecil. Misalnya, melihat orang yang dicintai menderita penyakit serius dapat membuat anak menjadi sangat stres dan tertekan.

Selain itu, anak dari korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau orang tua yang bercerai, juga mempengaruhi kesehatan mental anak yang akan terekam dalam ingatan mereka hingga mereka dewasa.

Sayangnya, di zaman ini anak-anak telah diberi fasilitas gadget sehingga anak-anak bisa mengakses segala media yang mengandung kekerasan atau tidak pantas dengan usia mereka, dan sebagian orang tua tidak atau lupa untuk memfilter apa saja yang bisa diakses oleh anak sehingga dapat mempengaruhi mental anak-anak.

Baca Juga: Memahami Speech Delay Pada Anak: Faktor-faktor Penyebab yang Perlu Diketahui

Penggunaan gadget pada anak-anak juga dapat menyebabkan hubungan dan ikatan antara anak dan orang tua menjadi buruk. Meski begitu, jenis stres tertentu lainnya mungkin tidak terlalu terlihat namun tetap memiliki pengaruh yang signifikan.

Penting untuk disadari bahwa trauma tidak selalu diakibatkan oleh kejadian bencana atau situasi yang tidak biasa.

Apa saja tanda-tanda anak memiliki trauma?

Ilustrasi anemia pada anak. (Freepik)

·       Anak sangat mudah tersinggung dan marah

·       Perubahan nafsu makan

·       Sering merasa takut yang berlebihan akan hal-hal kecil

·       Kehilangan minat dan hobi dalam melakukan aktivitas sehari-hari

·       Kesulitan tidur (insomnia)

·       Sedih berkepanjangan

·       Menolak untuk pergi ke sekolah (biasanya diakibatkan oleh trauma karena anak menjadi korban perundungan)

Meskipun trauma ini sudah lama luput dari perhatian, jenis trauma lain yang kurang jelas kini semakin banyak diketahui.

Oleh sebab itu, pentingnya memahami dampak trauma masa kanak-kanak sangatlah penting.

Trauma tersebut dapat meninggalkan jejak yang dalam pada individu yang terpengaruh, memengaruhi kesejahteraan mereka di sepanjang kehidupan mereka.

Namun, bukanlah takdir bagi seseorang yang mengalami trauma masa kanak-kanak untuk tetap terjebak dalam dampak negatifnya.

Dengan terapi dan bantuan yang tepat, dukungan dari orang tua yang kuat, dan kerja keras untuk memahami dan mengatasi dampaknya, individu yang mengalami trauma masa kanak-kanak dapat mendapatkan kesembuhan dan membangun kehidupan yang bermakna.

Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk menanggapi trauma masa kanak-kanak dengan empati dan dukungan, serta untuk mengadopsi pendekatan yang inklusif dalam menyediakan sumber daya dan layanan yang dibutuhkan oleh individu yang terpengaruh.

Dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesembuhan, pertumbuhan, dan kesejahteraan bagi semua orang.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Verywellmind