INDOZONE.ID - Suka mencabuti kulit kering mungkin dianggap sebagai hal sepele oleh banyak orang. Namun ternyata, ada beberapa kasus di mana kebiasaan ini biasa disebut dengan dermatillomania.
Kondisi dermatillomania disebut juga skin-picking disorder. Kebiasaan ini kerap muncul, karena penderita kesulitan mengendalikan dorongan untuk mencabut kulit kering mereka.
Penyakit dermatillomania kerap dikaitkan dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD). Meskipun kerap dikaitkan, tidak semua penderita OCD memiliki kebiasaan ini. Namun, sebagian besar orang yang menderita dermatillomania juga mengalami gangguan OCD.
Lantas, apa sih itu dermatillomania? Simak informasi lengkapnya berikut.
Baca Juga: Ellen DeGeneres Akui Idap Gangguan Mental OCD dan Osteoporosis
Apa itu Dermatillomania?
Dermatillomania (excoriation disorder) adalah kondisi gangguan mental yang membuat seseorang secara kompulsif mengelupas kulitnya sendiri.
Berasal dari kata-kata Yunan, "derma" (kulit), "tillo" (menarik, mengelupas), dan "mania" (perilaku atau aktivitas berlebihan).
Gangguan yang bersifat kronik ini masuk ke dalam kategori OCD (obsessive compulsive disorder).
Namun demikian, pada dermatillomania ada sedikit perbedaan dari kriteria OCD umumnya, yaitu:
- Obsesi: Jika pada penderita OCD muncul pemikiran atau dorongan untuk melakukan sesuatu yang sulit dikontrol, tidak demikian kondisinya dermatillomania.
- Muncul rasa senang: Pada dermatillomania, ada perasaan lega dan senang (emosi positif) ketika mengelupas kulit. Namun pada OCD hal ini tidak muncul.
- Mencederai diri: Penderita OCD jarang menyakiti diri sendiri atau menyebabkan luka pada diri sendiri. Sedangkan pada penderita dermatillomania, hal ini umum terjadi.
Siapa Saja yang Berisiko Alami Dermatillomania?
Sebenarnya baik laki-laki dan perempuan dapat mengalami gangguan ini.
Penderita perempuan sedikit lebih tinggi, namun perempuan juga cenderung melakukan konsultasi untuk mengatasi gangguannya.
Kebiasaan mengelupas kulit ini biasanya muncul di usia pubertas dan diawali oleh gangguan kulit seperti jerawat atau eksim.
Sekitar 5 persen populasi di dunia pernah mengalami dermatillomania.
Kenali Gejala Dermatillomania
Pada umumnya, dermatillomania menyebabkan terjadinya kerusakan kulit yang jelas serta perubahan bentuk, perubahan warna, luka terbuka, jaringan perut, serta infeksi yang terjadi di kulit.
Mengutip dari Psychology Today, kondisi dermatillomania ini merupakan kondisi jangka panjang, walaupun periaku tersebut dapat hilang dan timbul seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: Kenali 13 Tanda Gangguan Mental, Jangan Sepelekan Gejala yang Muncul
Beberapa gejala yang bisa jadi indikasi seseorang mengidap dermatillomania adalah sebagai berikut.
- Mencabuti kulit kering berulang menghasilkan infeksi.
- Seringkali mencabuti kulit kering tanpa kontrol.
- Menyebabkan kondisi yang signifikan secara klinis, termasuk perasaan kehilangan kendali diri, malu, dan mengganggu aktivitas.
- Menghabiskan banyak waktu untuk mencabuti kulit, bahkan bisa seharian penuh.
- Sering melakukan hal tersebut bahkan di tempat umum sekalipun.
Pengobatan untuk Gangguan Dermatillomania
Dikutip dari nhs.uk, terapi bicara ini diyakini dapat menjadi salah satu pengobatan yang efektif untuk membantu mengubah perilaku, seperti menguliti kulit.
Jenis terapi bicara ini yang paling umum ditawarkan adalah terapi perilaku kognitif, dan mencakup teknik yang disebut pelatihan pembalikan kebiasaan.
Jika terapi ini masih belum efektif bagi diri Anda, Anda bisa coba meminta resep ke spesialis psikiater di rumah sakit.
Penyebab gangguan Dermatillomania
Gangguan menguliti kulit berhubungan dengan gangguan obsesif kompulsif, yang di mana seseorang tak dapat menghentikan dirinya melakukan tindakan tertentu.
Penyebab dari dermatillomania belum diketahui secara pasti.
Namun, diduga terdapat faktor genetik yang turut berperan atas terjadinya kondisi ini.
Melansir dari WebMD, diperkirakan kondisi ini mempengaruhi hingga 1,4 persen dari total populasi.
Sekitar 75 persen dari mereka yang di diagnosis dengan gangguan tersebut adalah wanita.
Para ahli percaya, bahwa perbedaan gender dalam tingkat diagnosis sebagian besar mencerminkan kejadian sebenarnya gangguan pada pria dan wanita.
Sebagian orang dengan dermatillomania tampak memiliki kecenderungan bawaan terhadap kondisi tertentu.
Seperti mencakar kulit atau menarik rambut, serta kelainan suasana hati.
Penyebab terjadinya dermatillomania dapat dipicu dari berbagai aspek, seperti berikut ini:
- Kebosanan.
- Stres atau kecemasan.
- Munculnya emosi negatif, seperti rasa bersalah atau malu.
- Kondisi kulit, seperti jerawat atau eksim.
Contoh Kasus Pengidap Dermatillomania
Seorang wanita asal Pennysylvania, Linda Smith yang berusia 50 tahun mengidap dermatillomania sejak ia masih kecil, tapi ia tidak tahu apa penyebab sebenarnya.
Di Amerika Serikat, penyakit dermatillomania suatu gangguan kesehatan mental yang tergolong sangat langka.
Mengutip dari The Sun, pada Sabtu (26/8/2017), tubuh dan wajah Linda diliputi luka dan bekas garukan.
Kondisinya membuat Linda enggan untuk keluar rumah hanya sekadar beraktivitas sehari-hari.
Menghilangkan bekas lukanya, Linda menggunakan krim steroid. Namun setelah mengoleskan krim tersebut, bukannya wajah Linda sembuh tapi malah rambut tumbuh di wajahnya.
Menurut ibu dari dua orang anak ini, kondisi seperti adalah suatu kondisi yang menyerang kesehatan mental, dan bentuk lain dari obsessive compulsive disorder (OCD).
Dokter pun menyarankan Linda agar tidak menggunakan make-up terlebih dahulu untuk menutupi luka-lukanya.
Penulis: Hilwah Nur Puspitawati
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Nhs.uk, Psychology Today, The Sun