INDOZONE.ID - Istilah love scamming tengah ramai dibicarakan di media sosial setelah polisi menggerebek markas kejahatan berkedok hubungan asmara itu di Batam, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu.
Berdasarkan laporan dari Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri dan Polda Kepulauan Riau, ada sebanyak 132 warga negara asing (WNA) asal China yang ditangkap.
Ratusan orang tersebut merupakan pelaku love scamming, aksi penipuan berkedok asmara yang telah merugikan banyak korban yang mayoritasnya adalah perempuan.
Baca Juga: FKUI Luluskan 12 Dokter Spesialis Gizi Klinik Baru, Siap Berikan Layanan Gizi Mutakhir Pada Pasien
Para pelaku love scamming melakukan aksinya dengan melakukan pendekatan secara emosional seperti menjalin sebuah hubungan asmara kepada korban.
Setelah berhasil mendapatkan korban yang menjadi targetnya, pelaku memanipulasi korban, hingga berhasil mencuri barang atau memeras duit korban.
Pelaku love scamming yang ditangkap di Batam, Kepulauan Riau
Terungkapnya kasus love scamming yang dilakukan WN China ini berawal dari ditemukannya ada bentuk komunikasi dan transaksi mencurigakan pada awal 2023 lalu.
Baca Juga: Karpet Tenun Turki Terbaik dan Termewah di Dunia, Harganya Segini Kalau Mau Beli!
Lalu, divisi Hubinter Polri, Polda Kepri, berkolaborasi dengan Ministry of Public Security of China dalam join investigation untuk menyelidiki transaksi mencurigakan tersebut.
Setelah dilakukan penyelidikan, pada 29 Agustus 2023, polisi melakukan penggerebekan di sebuah ruko di komplek Cammo Industrial Park Simpang Kara, Batam.
Dari penggerebekan itu, polisi menangkap sebanyak 88 WN China yang diduga menjadi pelaku love scamming. Dari 88 orang tersebut, 83 di antaranya merupakan laki-laki dan sisanya perempuan.
Baca Juga: Beri Kuliah Umum di UI, Dir Krimum Polda Metro Bicara TPPO hingga Penjualan Ginjal
Para pelaku love scamming tersebut melancarkan aksinya hanya melalui online dari Batam, lalu memeras korban-korbannya.
Penggerebakan pelaku love scamming yang ditangkap di Batam, Kepulauan Riau
Wakapolda Kepri, Brigjen Asep Syafrudin mengatakan dipilihnya Batam untuk melakukan aksi kejahatan tersebut karena kota tersebut berada di wilayah yang strategis.
Batam menjadi kawasan yang sangat memudahkan pelaku untuk keluar dan masuk ke negara tertentu dengan jarak yang sangat dekat.
Tidak hanya itu, jika suatu hari terjadinya penggerebekan, para pelaku dengan mudah berpindah-pindah karena berada di wilayah perbatasan.
Baca Juga: Habibie Junior Competition, Asah Ilmu Matematika Pelajar TK dan SD di Parepare
Adapun cara pelaku memasuki Batam dengan sendiri-sendiri, hal itu untuk menghindari kecurigaan dari petugas imigrasi di Batam.
“Seluruh pelaku yang telah ditangkap bakal segera dideportasi dan diproses di negara asal,” ungkap Asep Syafrudin saat itu.
Seperti dilansir laman resmi FBI, love scamming atau disebut juga romance scams merupakan aksi kejahatan dengan cara memanipulasi korban dengan memberikan kasih sayang hingga mendapatkan kepercayaan korban.
Baca Juga: Sosok Matteo Messina Denaro, Bos Mafia Terkenal Italia yang Meninggal karena Kanker di Penjara
Pelaku menggunakan identitas palsu dan biasanya mengaku bekerja di sebuah proyek luar negeri dan harus berpindah-pindah negara.
Lalu berpura-pura menjalin hubungan asmara agar dapat memeras korban yang sudah percaya dengannya.
Pelaku terlihat sangat ahli dan sulit dicurigai sebagai penipu karena mereka terlihat sangat tulus, penuh perhatian, dan dapat dipercaya.
Baca Juga: Aksi Heroik Dandim 1405 Parepare saat Padamkan Api di Pegunungan
Pelaku biasanya muncul di berbagai situs kencan online dan media sosial.
Para pelaku selalu menjalin hubungan secepat mungkin, membuat korban disayangi, dan mendapatkan kepercayaan.
Pelaku mungkin akan langsung membuat rencana untuk melamar dan bertemu secara langsung, namun itu tidak akan pernah terjadi.
Pada akhirnya, mereka memeras korban dengan berbagai cara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber