Berikut beberapa fakta menarik tentang Dingiso.
Dingiso ditemukan pertama kali pada tahun 1990 oleh Pavel German di Gunung Sapau, Pegunungan Torricelli, Papua Nugini.
Namun, pendapat lain menyebutkan bahwa penemuan ini terjadi pada pertengahan tahun 1980-an. Prof. Tim Flannery berusaha menyadarkan dunia akan kepunahan kanguru pohon pada tahun 1980-an.
Dingiso hanya dapat ditemukan di dua tempat di Papua, yaitu Pegunungan Torricelli, Papua Nugini, dan Pegunungan Foja, Papua Barat. Pegunungan Foja dianggap sebagai daerah hutan yang masih belum terjamah hingga tahun 2005.
Perbedaan utama Dingiso dengan kanguru Australia adalah panjang tangan dan kaki yang sama. Hal ini memungkinkan Dingiso untuk memanjat pohon dan menjalani sebagian besar hidupnya di atas pepohonan.
Baca Juga: Lestarikan Satwa Agar Tak Punah, Polisi Ini Sulap Kediamannya Jadi 'Markas' Burung Langka
Dingiso memiliki bulu halus dengan dominasi warna coklat tua dan muda. Bagian leher, dada, perut, dan tangan bagian bawahnya, memiliki warna coklat keemasan. Ekornya panjang dan memiliki lingkaran-lingkaran berwarna.
Dingiso termasuk dalam kategori kritis (Critically Endangered) menurut IUCN pada tahun 2015. Populasinya terus menurun karena kerusakan habitat dan perburuan oleh masyarakat Papua untuk konsumsi daging.
Dengan berat mencapai 14 kilogram, Dingiso menjadi target yang signifikan bagi pemburu.
Dengan semua keunikan dan pentingnya dalam ekosistem Papua, perlindungan dan konservasi Dingiso menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan spesies ini di alam liar.
Writer: Putri Octavia Saragih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Taman Nasional Lorentz