INDOZONE.ID - Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh psikologi evolusioner Inggris, Satoshi Kanazawa, dan Kaja Perina, mengguncang pandangan konvensional terkait kebiasaan tidur pagi.
Hasil penelitian ini menyiratkan bahwa malas bangun pagi sebenarnya dapat diartikan sebagai tanda kecerdasan dan inisiatif.
Menurut Kanazawa dan Perina, kebanyakan orang zaman dulu cenderung tidur lebih awal dan bangun lebih pagi, menciptakan norma tidur yang mungkin tidak lagi relevan dalam kehidupan modern.
Keengganan untuk beradaptasi dengan norma tersebut, sebenarnya dapat diinterpretasikan sebagai kemampuan untuk beradaptasi dengan kehidupan yang lebih dinamis dan kompleks saat ini.
Baca Juga: Cerita tentang Tempat Tidur Lemari yang Lazim Digunakan di Eropa pada Abad Pertengahan
Meskipun kebanyakan orang dianggap 'malas' karena sulit bangun pagi, penelitian ini menyoroti bahwa keengganan tersebut dapat diartikan sebagai tanda kemandirian.
Ketika seseorang mendengarkan keinginan tubuhnya dan tidak memaksakan diri untuk mematuhi jadwal tidur yang dikomposisi oleh jam, hal ini mencerminkan inisiatif dan kemampuan untuk mengambil kontrol atas hidupnya sendiri.
Dalam konteks ini, malas bangun pagi dapat dianggap sebagai sebuah bentuk kecerdasan adaptif, di mana seseorang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan modern.
Ini juga mengindikasikan bahwa individu tersebut mungkin lebih terbuka terhadap perubahan dan memiliki fleksibilitas kognitif yang lebih tinggi.
Baca Juga: Unik! Penguin Chinstrap Bisa Tidur 10.000 Kali dalam Sehari, tapi Cuma 4 Detik
Menariknya, penelitian ini mengajak kita untuk melihat kebiasaan tidur dari perspektif yang berbeda. Jika dahulu tidur lebih awal dianggap sebagai tanda kedisiplinan, sekarang mungkin lebih relevan untuk melihatnya sebagai kemampuan adaptasi terhadap dinamika kehidupan modern.
Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini, hasil penelitian Kanazawa dan Perina memberikan kita pemahaman baru terkait korelasi antara kecerdasan, inisiatif, dan keengganan untuk bangun pagi.
Jadi, mungkin saatnya kita memandang malas bangun pagi bukan sebagai kelemahan, tetapi sebagai tanda individu yang mampu menentukan arah hidupnya sendiri.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Penelitian Psikologi Evolusioner Inggris Satoshi Kanazawa Da