Ilustrasi salat tarawih. (Freepik)
INDOZONE.ID - Sholat Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang digemari umat Islam di bulan Ramadhan.
Di balik keistimewaannya, terdapat sejarah panjang dan menarik tentang asal mula dan perkembangannya.
Menurut riwayat, shalat Tarawih pertama kali dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun kedua Hijriah di Masjid Nabawi. Awalnya, Nabi SAW melaksanakannya secara pribadi, kemudian diikuti oleh para sahabat yang tinggal di sekitar masjid.
Ilustrasi Salat tarawih (Freepik)
kemudian pada hari berikutnya beliau shalat dan masyarakat semakin banyak, kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga, beliau tidak keluar menemui mereka, dan pada pagi harinya beliau bersabda:
قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ ، وَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ
“Aku telah melihat apa yang telah kalian perbuat, tidak ada yang menghalangiku untuk keluar menuju kalian kecuali karena aku khawatir (shalat tarawih) akan diwajibkan kepada kalian”.
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khatab, sholat Tarawih mulai diorganisir dan dijamaahkan di masjid. Beliau menunjuk Ubai bin Ka'ab sebagai imam dan menetapkan jumlah rakaat sholat Tarawih sebanyak 11 rakaat.
Baca Juga: Sejarah Panjang Hagia Sophia Hingga Gelar Tarawih Perdana dalam 88 Tahun
Seiring waktu, jumlah rakaat Tarawih terus berkembang, hingga pada masa Khalifah Utsman bin Affan, jumlahnya ditetapkan menjadi 20 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat witir.
Shalat tarawih dibawa ke Indonesia oleh para pedagang muslim dari Arab dan Gujarat. Pada masa penjajahan Belanda, terdapat perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat tarawih.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Nur.ac.id