Setiap tanggal 17 Agustus, seluruh negeri kita berpesta merayakan Hari Kemerdekaan. Ini adalah waktu untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan kita. Rasa syukur, bangga, dan kebahagiaan atas kedamaian di negeri ini harus terus kita pelihara.
Suara pekikan "Merdeka!" menggema di seluruh pelosok negeri, sebagai simbol kebanggaan dan pengingat akan perjuangan yang telah dilalui untuk meraih kemerdekaan. Proklamasi Kemerdekaan yang diumumkan di Jalan Pegangsaan Timur menjadi titik awal kebebasan kita dari penjajahan.
Mengingat perjuangan para pahlawan, kita wajib menghargai dan mengisi kemerdekaan ini dengan kegiatan positif serta menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi. Tugas kita sebagai pelajar adalah belajar dengan tekun, sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanan para pahlawan.
Marilah kita menjadi generasi muda yang berguna bagi nusa dan bangsa. Sekian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf jika ada tutur kata yang kurang berkenan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: Ciri-ciri Zodiak Leo yang Membuat Mereka Dianggap Toxic
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hadirin yang saya hormati,
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat-Nya, sehingga kita dapat berkumpul untuk memperingati HUT Ke-79 Republik Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Pada hari ini, tepat 79 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari segala bentuk penjajahan, baik fisik maupun mental. Perjuangan untuk meraih kemerdekaan ini sangat berat, memerlukan pengorbanan jiwa dan raga dari para pahlawan kita. Mereka yang berjuang di tingkat lokal maupun nasional, telah berkorban nyawa demi tegaknya Tanah Air ini.
Dengan senjata sederhana seperti bambu runcing hingga senjata modern, para pejuang kita dengan gagah berani melawan penjajah.
Hadirin yang saya hormati,
Namun, setelah 79 tahun merdeka, apakah kita benar-benar telah mencapai kemerdekaan sejati? Secara fisik, kita telah merdeka dan diakui sebagai negara berdaulat. Namun, ancaman terhadap kedaulatan kini lebih bersifat mental dan ideologis. Globalisasi membawa perubahan cepat dan tidak terduga yang dapat mengancam kedaulatan kita, bukan melalui perang fisik, melainkan melalui perang ide, gagasan, dan produk.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Buku Pintar Pidato Karya Drs. Arif Yosodiputro, M.M.