INDOZONE.ID - Dengan munculnya platform media sosial, tren kencan baru juga bermunculan, dan salah satu istilah yang telah menjadi populer di kalangan Gen Z adalah "microcheating."
Microcheating merujuk pada serangkaian tindakan kecil, seperti menyembunyikan pesan dari pasangan atau menggoda orang lain, yang dianggap oleh sebagian orang sebagai langkah awal menuju perselingkuhan atau ketidaksetiaan.
Istilah ini telah memicu jutaan video di TikTok, namun seorang pakar memperingatkan bahwa definisi yang begitu luas dapat menyebabkan wanita muda dalam hubungan rentan terhadap perilaku kontrol yang berlebihan jika mereka mengikuti tren ini terlalu ketat.
Sebaliknya, mereka juga bisa mulai menunjukkan kecenderungan mengendalikan pasangan secara berlebihan.
Baca Juga: Gen Z Dicap Hobi Selingkuh, Apa Benar?
Ahli hubungan asal Inggris, Annabelle Knight dari Lovehoney, menjelaskan bahwa meskipun microcheating sedang viral di TikTok, konsep ini sebenarnya bukanlah hal baru.
"Dalam bentuk viral di media sosial, microcheating umumnya menggambarkan perilaku yang tidak termasuk perselingkuhan fisik atau nyata," katanya.
Sebaliknya, perilaku ini lebih cenderung bersifat emosional. Contohnya bisa mencakup menyukai foto seseorang di media sosial, tetap berhubungan dengan mantan, mengikuti orang yang menarik selain pasangan, atau memiliki persahabatan yang erat dengan lawan jenis dalam hubungan heteroseksual.
"Microcheating juga bisa berupa tindakan yang membuat seseorang seolah-olah menyembunyikan status hubungannya, seperti tidak mengunggah foto pasangan di media sosial atau meremehkan hubungan saat berbicara dengan orang lain," sambungnya.
Influencer berusia 21 tahun dari Durham, Brogan Perry, mendefinisikan microcheating lebih luas lagi, mencakup tindakan seperti godaan terang-terangan.
Dalam salah satu video TikTok-nya, Brogan menjelaskan lima perilaku yang dia anggap sebagai microcheating, yang mendapat banyak persetujuan dari pemirsa.
Brogan menekankan bahwa menyembunyikan pesan adalah tanda utama dari microcheating dan menguraikan mengapa tindakan ini sangat tidak bisa diterima.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Dailymail.co.uk