INDOZONE.ID - Sebuah laporan dari Asian Development Bank (ADB) mengungkapkan bahwa setengah dari lansia di Indonesia hidup bergantung pada bantuan finansial dari anak atau anggota keluarga lainnya.
Dalam laporan bertajuk Aging Well in Asia, ADB menyebutkan bahwa banyak lansia di Asia yang bergantung pada dukungan finansial keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama karena minimnya akses terhadap dana pensiun.
Baca Juga: Viral Lansia Isi Persetujuan Operasi Sendiri Karena Keluarga Tak Kunjung Datang
Laporan ADB mengungkapkan, sekitar 40% lansia di Asia Pasifik yang berusia di atas 60 tahun tidak memiliki akses ke dana pensiun, dengan mayoritas dari kelompok ini adalah perempuan.
Tanpa adanya pendapatan tetap, sebagian lansia harus terus bekerja atau mengandalkan bantuan dari anak-anak mereka.
Lansia Indonesia, sebanyak 50% berada dalam kondisi ini, menjadikannya salah satu negara dengan tingkat ketergantungan lansia tertinggi di kawasan Asia.
Ilustrasi Pasangan Lansia. (Freepik.com)
Fenomena ini berdampak besar pada generasi muda yang berada dalam posisi “generasi sandwich.”
Mereka harus menanggung kebutuhan finansial anak-anak sekaligus mendukung orang tua, yang sering kali menghambat mereka untuk mencapai kebebasan finansial.
Di beberapa negara Asia lainnya, ketergantungan finansial lansia bahkan lebih tinggi, seperti di Laos (71,8%) dan Kamboja (61,5%).
Laporan ini menunjukkan tantangan besar dalam menghadapi populasi yang menua di Asia, termasuk kebutuhan untuk memperkuat sistem dana pensiun dan menciptakan kebijakan perlindungan sosial yang lebih inklusif bagi lansia.
Bagi Indonesia, hasil riset ini menyoroti pentingnya meningkatkan akses jaminan sosial dan mendorong kemandirian finansial, guna mengurangi beban ekonomi yang dipikul generasi muda.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Asian Development Bank