INDOZONE.ID - Pernikahan adalah momen penting dalam siklus kehidupan. Dalam masyarakat Betawi, pernikahan adat menjadi cerminan tradisi yang sarat makna, mencampurkan pengaruh budaya Melayu, Arab, Tionghoa, dan Eropa yang telah lama membentuk identitas Betawi.
Salah satu ritual unik dalam pernikahan Betawi adalah "Palang Pintu". Tradisi ini menggambarkan penggabungan antara sastra, seni bela diri, dan nilai-nilai keluarga, menjadi simbol penghormatan dalam menyambut calon pengantin pria.
Baca Juga: Rangoli: Seni Tradisional yang Kaya Makna dari India, Nepal, dan Bangladesh
Mengutip Jayakandi. (2023). "Eksistensi Budaya Tradisi Buka Palang Pintu dalam Masyarakat Betawi". NITISARA: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(1), 45-49, palang pintu adalah prosesi adat yang dilakukan sebelum upacara pernikahan.
Dalam tradisi ini, pihak keluarga pengantin wanita menantang pengantin pria melalui adu pantun.
Pantun-pantun ini berisi pesan tentang maksud dan tujuan calon pengantin pria untuk menikahi sang mempelai wanita.
Baca Juga: 15 Pantun Betawi Lucu Penuh Nasehat dan Sindiran, Kocak!
Tradisi ini berasal dari masa ketika keamanan keluarga menjadi perhatian utama. Melalui pertunjukan silat, keluarga pengantin wanita menunjukkan kesiapan mereka melindungi anggota keluarga.
Calon pengantin pria pun dihadapkan pada ujian simbolis untuk membuktikan keseriusan niatnya.
Baca Juga: 21 Contoh Pantun Palang Pintu Lucu untuk Pernikahan Betawi
Ritual ini tak hanya menampilkan aspek fisik, tetapi juga sastra. Tradisi adu pantun, yang kaya dalam budaya Melayu, hadir di sini.
Selain itu, nilai-nilai keagamaan terlihat melalui pembacaan doa dan zikir yang biasanya dilakukan setelah prosesi palang pintu selesai.
Tradisi ini menggabungkan elemen seni dan budaya. Adu pantun dan silat tak hanya membuat prosesi lebih meriah tetapi juga penuh makna.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Ilmu Bahasa