"Mari kita pastikan bahwa kebudayaan kita, tidak hanya menjadi cermin masa lalu tetapi juga menjadi jalan membuka masa depan," ucapnya.
Penggagas event seni rupa internasional Art Jog ini juga menyebutkan, seniman dan budayawan memahami, meski Kementerian Kebudayaan masih dalam proses karena baru dilahirkan, namun kalangan seniman mendesak agar agenda-agenda kebudayaan nantinya digelar memiliki kualitas dengan kurasi yang jelas.
"Jangan sampai memilih kucing dalam karung," tegas Pemad.
Oleh karena itu, setelah mendengarkan berbagai gagasan itu, panitia ARKIPELAGIS menyampaikan lima butir refleksi dengan harapan menjadi bentuk untuk memandu kerja-kerja kebudayaan ke depan.
1. Bahwa mendukung dan menyejahterakan kerja-kerja kebudayaan Indonesiasama pentingnya dengan memelihara atau memajukan situs-situs kebudayaan.
2. Penting untuk membangun kembali kesadaran kontekstual atas pengetahuantradisional sebagai solusi relevan untuk menjawab tantangan pembangunanberkelanjutan di masa kini.
3. Pendanaan kebudayaan harus diperluas untuk mencakup kerja-kerjajurnalisme kebudayaan, demi menjembatani kesadaran publik terhadap isuseni dan kebudayaan, serta memperkuat dialog antara masyarakat, pelakubudaya, dan kebijakan.
4. Pemajuan kebudayaan perlu didasarkan pada perspektif intermaterial,anti-kekerasan, dan inklusivitas.
5. Penting untuk selalu ditekankan urgensi strategi kebudayaan. Dalam hal ini,secara konkret adalah menyusun arah kebudayaan. Arah kebudayaan bangsaIndonesia yang memiliki kesadaran arkipelagis akan berupaya menghindarijebakan penebalan identitas semata, namun mengambil upaya mencapaipeningkatan kualitas kebudayaannya,memperluas indikator kebudayaan,hingga mengupayakan posisionalitas di hadapan dunia melalui diplomasikebudayaan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Keterangan Pers