Cerita Dea Audia Santi di Jerman yang menjalankan ibadah puasa di Jerman. (Z Creators/DeaAudia Santi)
INDOZONE.ID - Umat muslim asal Indonesia di Jerman juga tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Tentunya ada beberapa pengalaman menarik saat perintah rukun islam ketiga tersebut.
Termasuk juga saya Dea Audia Santi sebagai Z Creators yang mencoba berbagi pengalaman berpuasa di negara asal Marcedes Benz tersebut.
"Tahun ini merupakan tahun kedua saya tinggal di Jerman sekaligus menjadi tahun kedua saya berpuasa di negara minoritas muslim. Waktu berpuasa di Jerman tahun ini tidak berbeda jauh dengan di Indonesia, kurang lebih sekitar 13 jam."
Bertepatan dengan peralihan dari musim dingin ke musim semi. Cuaca di sini cukup mendukung untuk berpuasa karena masih dingin, tidak panas berlebihan seperti musim panas.
Baca Juga: Apakah Obat Tetes Mata Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan Lengkapnya
"Mertua saya juga kebetulan datang dari Turki, jadi kami bisa berpuasa bersama di sini. Kegiatan yang kami lakukan selama berpuasa di sini tidak jauh berbeda dengan yang kami lakukan di hari biasa. Bedanya, kami tidak makan dan minum saja sampai petang."
Orang Jerman, sedikit banyak mulai mengenal tradisi berpuasa untuk umat muslim karena populasi muslim di negara ini semakin bertambah. Beberapa supermarket dan toko aksesoris di sini juga menjual pernak-pernik Ramadhan. Salah satunya adalah kalender ramadhan.
"Jadi, kalender Ramadhan ini merupakan bentuk akulturasi dari tradisi kalender adven. Kalender adven digunakan dalam masa adven untuk menghitung mundur datangnya hari raya natal. Sedangkan kalender ramadhan, digunakan untuk menghitung mundur datangnya hari raya idul fitri. Yang menggunakan kalender adven dan ramadhan di sini biasanya anak-anak. Karena ada kejutan coklat dan permen dari setiap tanggal yang dibuka."
Ramadhan kali ini juga bertepatan dengan hari-hari menjelang paskah di Jerman. Nah, umat Katolik di Jerman juga ternyata ikut berpuasa loh! Berbeda dengan puasa di bulan Ramadan yang hanya 30 hari, umat katolik di Jerman berpuasa selama 40 hari.
"Berpuasa di sini maksudnya adalah pantang makan daging, garam, gula, manisan, merokok dan pergi ke tempat hiburan seperti bioskop dan klub. Selama 40 hari, mereka diminta untuk tidak melakukan hal-hal tersebut."
"Sebelum melakukan puasa, mereka biasanya dibiarkan berpesta di hari karneval, tepat sebelum memasuki Rabu abu. Karneval ini dimulai dengan tradisi yang disebut Weiberfastnacht, yaitu ketika perempuan memenuhi alun-alun kota. Setelah Weiberfastnacht, pada hari Senin sebelum Rabu Abu disebut Rosenmontag. Rosenmontag merupakan puncak dari karneval di sini."
Saat karneval di Rosenmontag, orang-orang akan melakukan parade di pusat kota menggunakan kostum-kostum unik. Mereka bebas mengekspresikan diri mereka. Mereka juga bebas mengumpat selama karneval berlangsung. Biasanya, objek yang terkena umpatan mereka adalah tokoh politik. Jadi, kita akan menemukan beberapa karakter tokoh politik yang dihias dengan unik sebagai bentuk umpatan mereka."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan