Kategori Berita
Media Network
Jumat, 07 MARET 2025 • 11:37 WIB

Pengalaman Dea Audia Santi Puasa Ranadhan di Jerman! Ngabuburit Nonton Karnaval Umat Katolik yang Juga Berpuasa

Saat acara karneval, orang-orang yang berparade biasanya membagikan permen dan coklat dengan cara dilempar ke udara. Mirip kegiatan saweran di Indonesia. Ketika membagikan permen, biasanya mereka sambil berteriak “Helau”. Anak-anak sangat senang mengikuti acara ini.

Cerita Dea Audia Santi di Jerman yang menjalankan ibadah puasa di Jerman. (Z Creators/DeaAudia Santi)

"Oh ya, di acara karneval ini juga mereka biasanya memilih “prince” dan “princess” anak dan akan dikenalkan ketika parade berlangsung."

"Selesai mengikuti karneval, kami pulang ke rumah dan menyiapkan makanan berbuka. Kali ini saya dan mertua saya akan memasak “Köfteli patlıcanlı”. Makanan khas dari Turki ini berbahan dasar daging giling yang diolah seperti perkedel daging dan dibungkus dengan terong iris."
Daging sapi giling tersebut dibumbui dengan bawang bombay cincang, potongan daun peterseli, tepung jagung, garam, lada, jintan bubuk, cabe bubuk, soda kue, dan minyak sayur. Setelah itu dibentuk menyerupai bakso. Setelah terbentuk, perkedel daging kemudian dipanggang sebentar di teflon.

"Setelah itu, perkedel dibungkus dengan terong iris yang sudah dibakar terlebih dahulu. Lalu dikunci dengan tusuk gigi, kemudian ditambahkan potongan tomat dan paprika. Setelah itu, diguyur dengan pasta tomat yang diberi air."

Baca Juga: Cerita Dea Audia, Korban Ruwetnya Birokrasi Indonesia yang Kabur ke Jerman Malah Dapat Banyak Tunjangan

"Kemudian dipanggang sampai matang. Hidangan ini cukup mudah dibuat dan rasanya tentu saja lezat. Makanan lain yang tidak boleh dilewatkan adalah baklava. Kudapan manis ini menjadi hidangan yang mudah ditemukan ketika orang Turki berbuka puasa. Mertua saya sudah membuatnya di Turki, jadi kami tinggal menikmati saja."

Berpuasa di negara minoritas memberikan pengalaman tersendiri untuk saya. Ada kalanya puasa di sini terasa sepi, rasanya rindu mendengar seruan sahur dan suara adzan di masjid. Tidak ada tradisi “war takjil’ di sini karena menjelang berbuka tidak ada penjual takjil yang menjajakan jualannya di pinggir jalan.

Tetapi berpuasa di negara ini mengajarkan kami banyak hal baru, salah satunya toleransi terhadap agama mayoritas. Bagaimana dengan puasa kalian hari ini? Semoga kita semua bisa berpuasa selama 30 hari penuh, ya!

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Amatan

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Pengalaman Dea Audia Santi Puasa Ranadhan di Jerman! Ngabuburit Nonton Karnaval Umat Katolik yang Juga Berpuasa

Link berhasil disalin!