Mantan presiden Uruguay Jose Mujica. (REUTERS/Mariana Greif)
Sebagai pemuda di tahun 1960-an, ia memimpin para pejuang bersenjata sebagai bagian dari gerakan kiri radikal Tupamaros, yang dikenal karena merampok bank, mengambil alih kota-kota, dan bahkan terlibat baku tembak dengan polisi lokal.
Mantan presiden Uruguay Jose Mujica. (REUTERS)
Mujica beberapa kali ditangkap dan menghabiskan hampir satu dekade dalam kurungan isolasi, di penjara tempat ia mengalami penyiksaan.
Penindasan pemerintah terhadap para pejuang kiri turut membuka jalan bagi kudeta pada tahun 1973, diikuti oleh kediktatoran militer brutal yang melakukan pelanggaran HAM seperti penghilangan paksa.
Namun pada tahun 1985, Uruguay memulai transisi menuju demokrasi, dan Mujica serta para pejuang lainnya dibebaskan berdasarkan undang-undang amnesti.
Berita tentang wafatnya Mujica disambut dengan penghormatan dari seluruh dunia, khususnya dari tokoh-tokoh sayap kiri Amerika Latin.
Baca Juga: Kisah Epik Isaac Wright Jr: dari Narapidana Seumur Hidup, Bebasin Diri Sendiri hingga Jadi Pengacara
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, menulis di media sosial:
“Kami sangat menyesalkan kepergian Pepe Mujica tercinta, sebuah teladan bagi Amerika Latin dan seluruh dunia atas kebijaksanaan, pandangan jauhnya, dan kesederhanaannya.”
Sementara itu, Presiden Chile Gabriel Boric mengenang optimisme Mujica dalam unggahannya sendiri.
“Jika ada satu hal yang kau wariskan, itu adalah harapan yang tak pernah padam bahwa segala sesuatu bisa dilakukan dengan lebih baik,” tulisnya.
Presiden Kolombia Gustavo Petro memberikan penghormatan kepada Mujica yang sekaligus menjadi seruan untuk kolaborasi dan integrasi yang lebih besar di seluruh Amerika Latin.
“Selamat tinggal, kawan,” tulis Petro setelah kepergian Mujica, seraya membayangkan sebuah kawasan yang lebih bersatu. “Aku berharap suatu hari nanti Amerika Latin memiliki lagu kebangsaan.”
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera