Kata Choi, dia sengaja merancang kamera tersembunyi itu untuk mengungkap bagaimana Kim menyalahgunakan kekuasaannya sebagai ibu negara.
“Semuanya berawal dari aku menyaksikan Kim menunjuk seorang pejabat tinggi di Komisi Jasa Keuangan secara langsung,” katanya, dilansir The Korea Herald.
Perlu diketahuim Choi merupakan pendeta yang telah terlibat dalam pertukaran keagamaan dengan Korea Utara. Dia juga merupakan orang yang mendukung hubungan baik antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Choi mengatakan, meskipun Kim adalah ‘saudara’ sekampung halamannya, tapi dia prihatin dengan kebijakan keras Yoon terhadap Korea Utara.
Baca Juga: Dior Rilis Lini Perawatan Kulit untuk Bayi Capai Rp3 Juta Rupiah
Sementara hadiah mewah yang diberikannya kepada Kim, menurutnya adalah satu-satunya cara agar dia bisa mendapatkan audiensi dengan Kim dan Yoon.
"Bisa dibilang itu seperti tiket masuk, tiket pertemuan (dengan Kim)," kata Choi.
Dia menambahkan, setelah pertemuan pertama, Choi merasa prihatin dengan peran Kim dalam pemerintahan dan memutuskan untuk bekerjasama dengan seorang reporter di saluran YouTube. Kemudian menyiarkan rekaman Kim yang telah menerima tas mahal tersebut pada kunjungan kedua.
“Orang normal kemudian akan berkata, 'Pendeta, saya tidak dapat menemuimu jika kamu melakukan ini,. Tetapi Ibu Negara memberi saya tempat dan waktu,” imbuhnya.
Terpisah, seorang pejabat kepresidenan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Yonhap pekan lalu, bahwa Choi sengaja mendekati Kim dengan tujuan membuat film secara ilegal menggunakan koneksi keluarganya.
Baca Juga: Intip Gaya Erina Gudono Tenteng Tas Dior Puluhan Juta, Netizen Beri Sindiran Ini
Sementara hadiah yang menuai kontroversi karena memiliki nilai lebih dari nilai minimum yang dibolehkan Undang-Undang Anti Korupsi, yakni 1 juta won atau sekitar Rp11,77 juta, ditangani dan disimpan sebagai milik pemerintah.
Sementara itu, sejumlah anggota PPP berpendapat bahwa sentimen publik terfokus pada Kim dan bukan pada kamera tersembunyi, yang mencerminkan meningkatnya kekhawatiran bahwa isu tersebut akan meninggalkan kesan buruk di kalangan pemilih.
Kondisi ini lantas membuat ketegangan antara kantor presiden dengan PPP memuncak minggu lalu, ketika seorang dewan pimpinan partai Kim Kyung Yul, menyamakan situasi tersebut dengan ketenaran Marie Antoinette, Ratu Prancis yang terkenal karena perilaku borosnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters