Mitos larangan pakai batik parang rusak di acara pernikahan
INDOZONE.ID - Di Indonesia batik bukan sekadar kain, melainkan warisan budaya yang kaya makna dan simbolisme.
Salah satu motif batik yang paling terkenal adalah motif Parang, khususnya Parang Rusak.
Namun, di balik keindahan motif ini, terdapat mitos yang telah beredar selama berabad-abad, di mana batik Parang dianggap tabu untuk digunakan pada acara pernikahan.
Menurut kepercayaan masyarakat, mengenakan motif Parang saat pernikahan dapat membawa malapetaka atau musibah bagi pasangan yang baru menikah.
Motif Parang Rusak dipercaya hanya boleh dipakai oleh kalangan raja dan kesatria pada masa Keraton Mataram.
Baca Juga: Mengenal Batik, dari Sejarah hingga Tren Modern
Motif ini melambangkan kebesaran, kewibawaan, serta keteguhan hati. Garis-garis panjang dan tegas pada motif ini diibaratkan sebagai lambang keberanian dan kekuatan tanpa henti seperti ombak yang tak pernah berhenti memukul pantai.
Karena makna filosofis inilah, batik Parang dianggap terlalu "berat" dan "berisiko" jika digunakan oleh pasangan pengantin, sebab dapat membawa energi yang mengakibatkan perselisihan atau pertengkaran dalam kehidupan rumah tangga mereka.
Selain itu, menurut cerita turun-temurun, motif ini sempat dianggap sakral dan hanya boleh dikenakan oleh keluarga kerajaan pada upacara atau peristiwa penting di luar pernikahan.
Bahkan di kalangan masyarakat Jawa, memakai batik Parang dalam acara pernikahan dianggap sebagai pelanggaran norma yang bisa mengundang kemalangan.
Baca Juga: Mendunia! Elon Musk Kenakan Batik Bomba dari Sulteng saat Hadiri World Water Forum ke-10
Meski begitu, sebagian masyarakat kini mulai melihat mitos ini dari sisi yang berbeda. Banyak pasangan muda yang memilih batik Parang sebagai simbol keberanian dan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup bersama. Bagi mereka, motif ini justru melambangkan cinta yang teguh dan tak tergoyahkan.
Tradisi dan kepercayaan mistis tetap dijaga oleh sebagian masyarakat, namun sebagian lainnya kini menafsirkan ulang makna batik Parang sesuai dengan zaman yang terus berubah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: TikTok/@tier.ta