Insiatif ini merupakan langkah awal menuju kebebasan dan pemberdayaan perempuan Indonesia.
Pemerintah Hindia Belanda yang kemudian menyadari pentingnya pendidikan bagi perempuan dengan mendukung upaya Dewi Sartika untuk mendirikan Sakola Istri.
Ketika Sakola Istri berganti nama menjadi Sakola Kautamaan Istri pada tahun 1910, sekolah ini akhirnya berkembang dan menjadi model bagi pendirian sekolah-sekolah serupa di daerah lain.
Menurut Dewi Sartika, seorang perempuan harus mampu mandiri dan tidak bergantung pada suaminya, seperti yang biasa terjadi.
Oleh karena itu, perempuan harus memiliki pendidikan yang baik agar dapat menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Buku Peranan Wanita Indonesia Dalam Masa Pergerakan Nasional