Belum lama ini, masyarakat dihebohkan dengan penemuan 'virus zombie' oleh ilmuwan dari daratan beku atau permafrost di Siberia, Rusia.
Ada 13 virus berusia 48.500 tahun yang diangkat dari permafrost. Penelitian 'virus zombie' yang muncul di Siberia ini dipimpin oleh ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis.
Kemunculannya dianggap mengkhawatirkan, berikut fakta-fakta virus zombie:
Baca juga: Ilmuwan AS Sebut COVID-19 Virus Buatan Manusia yang Bocor dari Lab China!
Peneliti menggunakan istilah virus zombie karena virus tersebut ditemukan membeku petmanen di es dan sedang terlelap, namun bisa aktif kembali.
Namun, apa yang disebut virus zombie ini bukanlah ancaman bagi manusia. Melainkan hanya jenis yang menginfeksi mikroorganisme.
Namun, pantogen lain yang dilepaskan di masa yang akan datang karena pencairanpermafrost-lah yang bisa menimbulkan risiko bagi manusia.
Sebagai informasi, permafrost biasa ditemukan di Alaska, Kanada, Siberia dan mencakup sekitar seperempat Belahan Bumi Utara. Tapi, area tersebut mencair saat iklim menghangat.
Baca juga: Kata Ahli Soal Penemuan Virus 'Zombie' di Es Siberia: Kecil Potensi Menginfeksi Manusia
Meski sempat meresahkan karena dianggap bisa menular, tapi kenyataannya 'virus zombie' kecil kemungkinannya menginfeksi manusia.
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman berpendapat, virus tersebut tidak menginfeksi manusia atau pun hewan.
Sederhananya, virus ini tidak mengancam kesehatan masyarakat seperti pandemi COVID-19.
"Mereka menemukan virus-virus yang beku selama 48.000 tahun dan masih bisa hidup. Virus-virus tersebut tidak menginfeksi manusia tapi amuba," jelasnya saat dihubungi Indozone, Minggu (4/12/2022).
Namun, tidak menutup kemungkinan ke depannya para peneliti akan menemukan jenis virus lain yang berpotensi sebagai patogen.
Virus zombie yang ditemukan para ilmuwan ini tergolong sebagai virus raksasa atau Pandovirus Yedoma. Disebut virus raksasa karena ukurannya cukup besar saat dilihat pakai mikrosop cahaya.
Pandoravirus yedoma sendiri memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh virus berusia 30.000 tahun, virus ini juga ditemukan di Siberia tahun 2013 oleh tim yang sama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: