Keluarga disebut punya peran penting dalam menurunkan stunting.
INDOZONE.ID - Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan mengingatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi guna menurunkan angka stunting, yang kini menjadi salah satu program pemerintah Indonesia. Keluarga, memiliki peran penting dalam upaya ini.
"Di Indonesia, permasalahan gizi yang terjadi akibat tidak seimbangnya asupan energi dan zat gizi lainnya dapat menyebabkan masalah gizi di antaranya kurus (gizi kurang), gemuk (gizi lebih), dan stunting," kata Ali dalam keterangan tertulis, Minggu (9/7/2023).
Pencegahan terjadinya masalah gizi, kata dia, harus dilakukan sedini mungkin, salah satunya dengan mengonsumsi makanan dengan bergizi yang seimbang.
"Sebagai salah satu langkah pencegahan stunting, pastikan konsumsi protein hewani tercukupi setiap hari, sehingga penurunan stunting sesuai target 2024 dapat tercapai yaitu stunting turun menjadi 14%," paparnya.
Baca Juga: Dinas Pertanian Sukoharjo dan Forum Petani Milenial Bersatu Turunkan Stunting
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dr. Hasto Wardoyo menjelaskan, keluarga memiliki peran penting dalam pemenuhan gizi.
Bagi dia penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia harus dilakukan secara holistik, integratif, dan berkualitas.
"Kontribusi ini diharap memberikan intervensi dan pendidikan gizi serta pengembangan masyarakat untuk mengatasi stunting di Indonesia," ujar Hasto.
Baca Juga: Stunting Jadi Masalah Gizi Terbesar pada Bayi di Indonesia, Ternyata Ini Penyebabnya
Direktur Corporate Affairs PT Nestle Indonesia Sufintri Rahayu menambahkan, pihaknya sangat ingin berkontribusi menuntaskan masalah stunting. Salah satu yang digagas yakni Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada bulan Agustus-Desember 2022.
"Kami lakukan ini berhasil menurunkan angka stunting sebanyak 23%, meningkatkan status gizi sebesar 50%, peningkatan pengetahuan gizi ibu, rata-rata kecukupan zat gizi mikro (Kalsium, Zat Besi, dan Zink), dan skor keanekaragaman pangan secara signifikan,” ujar Sufintri Rahayu.
Sementara program ini, sebut dia, dampaknya menjangkau 1.200 kader, orang tua, dan ibu hamil, yang berpartisipasi dalam sesi peningkatan kapasitas serta melakukan pendampingan kepada 85 anak usia 1-5 tahun.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: