Ini karena saat tidur, otak melakukan perbaikan untuk sel-sel saraf. Ini berguna untuk memastikan agar organ ini berfungsi dengan optimal saat kita bangun dan beraktivitas.
Baca Juga: Jangan Sering Begadang, Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Obesitas
Salah satu contohnya adalah memperkuat daya ingat serta konsentrasi kita saat bekerja atau sekolah. Sebaliknya, jika tubuh tidak mendapat waktu tidur yang sesuai, maka regenerasi dari sel saraf akan tersendat, sehingga kamu akan cepat lupa dan sulit untuk berpikir.
Dikutip dari jurnal Sleep Medicine volume 16 issue 8, pada orang dewasa yang sehat, umumnya rentan terjadi rasa cemas, depresi, marah, dan kebingungan seandainya mereka kebanyakan begadang dan kekurangan tidur.
Risiko perubahan mood ini juga akan semakin meningkat sekiranya waktu yang tidak cukup untuk istirahat.
Ilustrasi tekanan darah tinggi sebagai dampak buruk begadang bagi kesehatan.
Semakin sering kamu begadang, dampak buruknya bagi kesehatan adalah membuat semakin tinggi pula tekanan darah kamu.
Sudah diketahui bahwa tidur dapat mengontrol hormon yang bertugas untuk menjaga metabolisme tubuh. Seandainya keseimbangan hormon dalam tubuh sering terganggu, maka ini akan menyebabkan tekanan darah semakin meningkat dan sangat berisiko terkena penyakit jantung.
Hasrat seksual akan berkurang jika kekurangan tidur. Kembali lagi ke tingkat produksi hormon, testosteron pada pria misalnya, konsentrasinya dalam tubuh akan menurun jika waktu istirahat tidak terpenuhi.
Selain itu, penyusutan hormon tersebut juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi dan masalah kesehatan seksual lainnya.
Begitulah dampak buruk begadang bagi kesehatan tubuh manusia.
Disarankan agar tidak terlalu sering begadang, walaupun itu adalah merupakan salah satu metode efektif untuk menyelesaikan pekerjaan secara cepat.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Sleep Medicine