Obat minum, seperti sirup, kapsul, dan tablet, memiliki efek reaksi lebih lama dibandingkan dengan injeksi dan inhalasi. Meskipun lebih lambat, obat minum lebih aman karena dapat dimuntahkan jika terjadi kesalahan.
Kecepatan reaksi obat minum dipengaruhi oleh bentuk obatnya. Misalnya, sirup bereaksi lebih cepat karena tidak membutuhkan waktu yang lama, sementara tablet memiliki selaput (film coated) yang dirancang untuk tidak pecah di lambung.
Obat tidak dapat dikonsumsi karena tidak memberikan efek yang diharapkan. (pexels)
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin merasa obat yang dikonsumsi tidak memberikan efek yang diharapkan. Beberapa faktor termasuk obat kadaluarsa atau penyimpanan yang tidak benar, dosis obat yang tidak tepat, dan toleransi atau resistensi terhadap obat setelah penggunaan jangka panjang.
Jadi obat tersebut tidak dapat bekerja dalam tubuh kita.
Baca Juga: 9 Manfaat Minyak Kelapa untuk Obat Berbagai Penyakit, Apa Saja?
Proses penyerapan obat melibatkan beberapa tahap, membutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga 6 jam untuk memberikan efek pada tubuh. Beberapa jenis obat, seperti obat antikolesterol, mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menunjukkan efeknya.
Obat melewati empat tahap utama dalam tubuh:
Yakni obat dimasukkan ke dalam tubuh melalui mulut, suntikan, atau inhalasi, dan senyawa kimianya diserap oleh usus.
yaitu obat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Obat larut dalam lemak akan mengalami perubahan menjadi larut air untuk memudahkan pembuangan sisa metabolisme.
Sisa metabolisme obat dikeluarkan dari tubuh melalui feses dan urine.
Untuk mempercepat penyerapan obat, anda dapat mengikuti beberapa tips seperti minum obat dengan air yang cukup, mengonsumsi obat setelah makan, dan menghindari makanan berlemak atau tinggi protein saat minum obat
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Haibunda.com