Infeksi dengan salah satu virus ini menyebabkan penyakit mirip flu pada babi, yang biasanya terjadi pada musim gugur dan awal musim dingin. Gejala infeksi meliputi batuk, demam, dan keluarnya lendir dari hidung, dan penyakit ini umumnya berlangsung sekitar seminggu.
Virus menyebar dengan cepat di antara babi dan dengan mudah menyebar ke burung dan manusia yang berkontak dengan babi atau makanan atau tempat tidur yang terkontaminasi, atau yang menghirup partikel yang terinfeksi di udara.
Manusia yang terinfeksi virus influenza babi mengalami demam dan gejala pernapasan ringan, seperti batuk, pilek, dan sesak napas. Beberapa orang mengalami diare, menggigil, dan muntah. Virus influenza babi jarang menyebabkan kematian pada manusia.
Baca Juga: Indonesia Masih Negatif Covid-19, Kemenkes Lebih Khawatirkan Flu Babi
Tindakan Pencegahan Flu Babi (diabetes.co.uk)
Tidak ada obat khusus yang tersedia untuk flu babi pada babi. Hanya dengan memberikan lingkungan yang bersih dan kering pada babi serta menjaga babi yang terinfeksi terpisah dari babi yang sehat merupakan pendekatan penting dalam mengendalikan penyakit ini.
Pada banyak kasus, antibiotik diberikan untuk mencegah munculnya infeksi bakteri. Wabah flu babi pada babi dapat dicegah melalui vaksinasi terhadap virusnya.
Penyebaran virus di antara babi juga dapat dikendalikan melalui praktik sanitasi, seperti membersihkan area yang ditempati oleh babi yang terinfeksi, membuang tempat tidur yang terkontaminasi, dan mencuci tangan setelah menangani hewan yang terinfeksi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cdc.gov, Britannica.com