Ilustrasi polusi udara dari kendaraan di jalan
INDOZONE.ID - Polusi udara adalah salah satu permasalahan lingkungan yang sudah ada sejak lama. Secara global, polusi udara sudah terjadi di banyak negara di dunia ini, utamanya di negara berkembang. Beberapa polutan utama yang menyebabkan polusi udara antara lain PM, CO, SO2, H2S, NO2, Pb, dan lain-lain.
Berbagai hal bisa menjadi sumber dari pencemeran udara, dari proses alami seperti gunung meletus, kebakaran hutan, pembusukan biotik, hingga proses dari yang dilakukan manusia seperti industri, kegiatan rumah tangga dan pembakaran sampah, serta dari sektor trasnportasi.
Pencemaran udara akibat dari kegiatan transportasi yang paling banyak terjadi adalah akibat dari kendaraan bermotor di darat, di mana hal ini berkontribusi sebesar 85%.
Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemeran udara, karena menghasilkan gas CO, NOx, Hidrokarbon, , SO2, serta tetraethyl lead, yang merupakan bahan logan timah yang menjadi bahan tambahan pada bensin berkualitas rendah untuk meningkatkan nilai oktan. Salah satu parameter kualitas udara yang patut kita waspadai yaitu Particulatte Matter (PM).
Baca Juga: Pencemaran Udara Makin Bikin Was-was, Berikut 4 Cara Melindungi Diri dari Polusi Udara!
PM atau Particulate Matter adalah sebuah bentuk campurran dari partikel padatan dan droplet cairan yang ditemukan di udara. Beberapa bagian dari partikel PM seperti debu, kotoran, dan asap dapat terlihat dengan mudah, namun pada partikel yang berukuran sangat kecil hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
PM2,5 merupakan salah satu jenis dari Particulate Matter. PM2,5 adalah partikel halus yang mudah terhirup dengan diameter 2,5 µm. Ketika terhirup, partikel ini dapat mengendap ke dalam saluran pernapasan dengan mekanisme fisik seperti sedimentasi, impaksi, difusi, intersepsi, dan elektronik presitipasi.
Beberapa gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat dari PM2,5 antara lain:
Memiliki ukuran yang sangat kecil, PM2,5 dapat dengan mudah menghindari pertahanan alami paru-paru sehingga dapat menyebabkan asma.
Pada literatur The impact of PM2,5 on asthma emergency dalam Springer Nature, setiap kenaikan PM2,5 sebesar 10 μg/m3 menyebabkan 1,7% risiko kunjungan gawat darurat untuk penyakit asma pada orang dewasa dan 3,6% pada anak-anak.
Mikroorganisme dari PM2,5 dapat menyebabkan peradangan monekuler secara langsung, sehingga memicu terjadinya PPOK.
Baca Juga: Pencemaran Udara Ancam Kesehatan, Komisi IV DPR Bentuk Panja Penanganan Polusi
Bahkan, mikroorganisme pada partikel ini dapat mengganggu keseimbangan organisme yang berkontribusi terhadap perkembangan dan eksaserbasi (memburuknya gejala pernafasan) pada penderita PPOK.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Teknik Lingkungan