IVF dapat digunakan oleh pasangan yang mengalami berbagai masalah infertilitas, termasuk tuba falopi yang tersumbat atau rusak, endometriosis, infertilitas pria akibat jumlah sperma yang rendah, motilitas sperma yang buruk sampai penyebab infertilitas lainnya yang tidak dapat dijelaskan.
Selain IVF, ada metode lain yang dapat membantu dalam reproduksi, seperti inseminasi intrauterin (IUI), donor sel telur atau sperma, dan adopsi. Setiap pasangan harus mempertimbangkan pilihan mereka dengan hati-hati serta berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk menentukan metode yang paling sesuai dengan situasi mereka.
Dalam sejarahnya program bayi tabung, di India dokter ini diakui sebagai dokter pertama yang memperkenalkan prosedur bayi tabung di sana. Naas, pengakuan ini baru diberikan setelah kematian sang Dokter.
Baca Juga: 7 Efek Samping Buah Nanas Jika Dikonsumsi Berlebihan
Namanya adalah Subhash Mukhopadhyay, lahir pada tanggal 16 Januari 1931 di Jharkhand, India. Ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Kolkata. Beliau meraih gelar dalam bidang fisiologi dari Calcutta University dan mendapatkan gelar medis dari Calcutta Medical College. Ia juga memperoleh gelar PhD dalam fisiologi reproduksi.
Beliau dikenal karena minat dan penelitiannya dalam bidang fisiologi reproduksi. Pada akhir 1970-an, Ia mulai bekerja pada proyek IVF dengan tujuan membantu pasangan yang tidak subur.
Beliau berhasil menciptakan bayi tabung pertama di India, bernama Kanupriya Agarwal, yang lahir pada tanggal 3 Oktober 1978. Dalam prosedurnya, dr. Mukhopadhyay menggunakan metode yang berbeda dengan yang digunakan oleh dr. Robert Edwards dan dr. Patrick Steptoe, 2 dokter dari Inggris yang meneruskan penelitian dr. Louise Brown, dokter pertama yang mempopulerkan program bayi tabung di dunia.
Baca Juga: 4 Bahaya Terlalu Banyak Minum Susu, Salah Satunya Bisa Bikin Kanker!
Meskipun berhasil, ia menghadapi banyak skeptisisme dan kurangnya dukungan dari pemerintah dan komunitas medis di India pada saat itu. Selama hidupnya, dr. Mukhodpadhyay mengalami banyak tekanan dan ketidakadilan yang membuatnya depresi. Dan pada 19 Juni 1981, dr. Mukhodpadhyay menghembuskan nafas terakhirnya.
Barulah setelah kematiannya, kontribusi Dr. Mukhopadhyay diakui secara luas. Pada tahun-tahun berikutnya, Beliau diakui oleh komunitas medis internasional dan nasional sebagai pelopor dalam teknologi reproduksi di India.
Kisah hidup dan kerja kerasnya menginspirasi banyak ilmuwan dan dokter di seluruh dunia. Meski Ia tidak menerima pengakuan yang layak selama hidupnya, warisannya tetap hidup dan diakui oleh komunitas medis saat ini.
Baca Juga: 4 Manfaat Kopi Luwak untuk Kesehatan, Bisa Cegah Diabetes!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia, Hfcmedan.id