Dampak: Glomerulonefritis yang kronis, dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal signifikan sehingga memerlukan cuci darah.
Baca Juga: Gagal Ginjal di Usia Muda, Apakah Mungkin Terjadi di Umur 20 Tahun?
Penyebab: Penyakit ginjal polikistik adalah kondisi genetik dengan terbentuk banyak kista di dalam ginjal. Kista-kista ini dapat mengganggu fungsi ginjal sehingga menyebabkan kerusakan ginjal yang progresif.
Dampak: Pada tahap lanjut, penyakit ginjal polikistik dapat mengarah pada gagal ginjal yang memerlukan cuci darah.
Penyebab: Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk di dalam ginjal dan dapat menghalangi aliran urin.
Dampak: Batu ginjal yang besar atau berulang, dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan infeksi parah. Pada akhirnya, ini dapat mengharuskan sang penderita menjalani cuci darah.
Baca Juga: 10 Efek Samping Konsumsi Timun, Salah Satunya Batu Ginjal
Penyebab: Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk ginjal. Lupus nefritis adalah kondisi kala lupus menyebabkan peradangan pada ginjal.
Dampak: Jika tidak diobati, lupus nefritis dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang parah sehingga butuh memerlukan cuci darah.
Penyebab: Infeksi ginjal atau pielonefritis adalah infeksi bakteri yang dapat merusak ginjal.
Dampak: Infeksi yang tidak diobati dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan permanen sehingga mengurangi fungsinya. Dalam beberapa kasus, infeksi ginjal parah dapat mengharuskan penderitanya menjalani cuci darah.
Baca Juga: 11 Langkah Efektif untuk Menjaga Kesehatan dan Mencegah Gagal Ginjal
Penyebab: Penggunaan obat-obatan tertentu secara berlebihan, seperti analgesik (pereda nyeri), antibiotik, dan obat-obatan lain yang merusak ginjal. Selain itu, paparan zat-zat berbahaya, seperti logam berat, juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Dampak: Penyalahgunaan obat dan paparan zat berbahaya, dapat mengakibatkan kerusakan ginjal yang signifikan sehingga memerlukan cuci darah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Webmd, Mayo Clinic, Niddk.nih.gov