Menghirup gas air mata dapat mengiritasi hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala yang parah, seperti gagal napas. Gejala lainnya meliputi batuk, sesak napas, mual, muntah, dan diare.
Kontak gas air mata dengan kulit yang terbuka dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit, yang dalam kasus parah dapat berlangsung selama beberapa hari. Gejala lainnya termasuk kulit merah, gatal, dan luka bakar kimia.
Paparan gas air mata yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Gas air mata juga dapat meningkatkan detak jantung atau tekanan darah, yang berpotensi menyebabkan serangan jantung atau kematian pada orang dengan kondisi jantung yang sudah ada.
Demikian beberapa penjelasan dampak gas air mata pada tubuh manusia yang bisa menyebabkan kematian. Gas air mata sering digunakan oleh penegak hukum untuk mengendalikan kerusuhan dan membubarkan massa.
Meskipun umumnya dianggap sebagai metode yang aman, ada beberapa kekhawatiran mengenai dampaknya, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Kebanyakan orang pulih dari paparan gas air mata tanpa masalah serius, namun paparan dalam dosis besar atau pada orang dengan kondisi medis yang ada dapat menyebabkan gejala parah, termasuk gagal napas, kebutaan, dan bahkan kematian.
Jika anda terpapar gas air mata, segera cari bantuan medis untuk penanganan yang tepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline.com