Ilustrasi tato yang dapat meningkatkan risiko kanker pada kulit. (freepik.com)
INDOZONE.ID - Tato kini telah menjadi tren dengan sekitar 25% orang dewasa antara usia 18 hingga 50 tahun memiliki setidaknya satu tato.
Meski tato telah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang, masih ada kekhawatiran mengenai potensi kanker kulit pada area yang tertato.
Berikut penjelasan apakah tato bisa meningkatkan risiko kanker kulit.
Ilustrasi tinta tato. (freepik.com)
Pada masa lalu, beberapa tinta tato mengandung merkuri, terutama tinta berwarna merah. Namun, formulasi tinta tato telah mengalami perubahan dan perbaikan.
Dr. Rothman menekankan bahwa FDA (Food and Drug Administration / BPOM Amerika Serikat) tidak mengatur tinta tato, yang sering kali dibeli secara offline atau secara online oleh seniman tato.
Baca Juga: Korea Selatan Hadirkan Tato Nanoteknologi, Padukan Karya Seni dengan Kesehatan
Tinta tato yang disuntikkan ke dalam kulit dapat diserap oleh sel-sel kekebalan tubuh, dan terkadang, kelenjar getah bening di dekat area tato bisa menjadi hitam akibat penyerapan tinta, meskipun kelenjar getah bening itu sendiri tidak mengalami masalah pada kesehatan.
Ilustrasi laser untuk tato. (freepik.com)
Belum ada cukup penelitian untuk mengetahui apakah perawatan laser untuk menghilangkan tato mempengaruhi risiko kanker kulit di area tersebut.
Laser yang digunakan dalam penghapusan tato tidak memiliki panjang gelombang yang sama dengan sinar ultraviolet, yang berhubungan dengan risiko kanker kulit.
Namun, belum ada bukti apakah tinta tato yang dihilangkan bereaksi dengan laser untuk menghasilkan zat yang bisa menyebabkan kanker.
Ilustrasi kulit bertato dan risiko kanker kulit. (freepik.com)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Roswellpark.org