Ilustrasi nyeri panggul pada wanita. (freepik.com)
Infeksi pada organ reproduksi, sering disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia atau gonore. PID dapat menyebabkan nyeri parah, demam, dan keputihan yang tidak normal.
Kista yang berisi cairan dapat terbentuk di ovarium. Jika kista pecah atau mengalami torsi ovarium, dapat menyebabkan nyeri tajam.
Pertumbuhan non-kanker di rahim ini dapat menyebabkan nyeri panggul, tekanan, dan perdarahan berat, terutama jika ukurannya besar.
Infeksi bakteri pada kandung kemih atau ginjal sering memicu ketidaknyamanan di panggul, buang air kecil yang menyakitkan, serta demam.
Kondisi kronis pada kandung kemih ini menyebabkan tekanan, nyeri, serta frekuensi buang air kecil yang tinggi.
Gangguan pencernaan yang memengaruhi usus besar ini dapat menimbulkan kram perut, kembung, diare, sembelit, dan nyeri panggul.
Kesulitan buang air besar sering disertai rasa kembung dan tekanan pada panggul.
Kehamilan di luar rahim, biasanya di tuba falopi, merupakan kondisi darurat medis yang menyebabkan nyeri tajam.
Pelemahan otot panggul dapat menyebabkan organ seperti kandung kemih, rahim, atau rektum turun, memicu rasa tidak nyaman atau tekanan.
Cedera atau ketegangan pada otot atau ligamen panggul bisa menimbulkan rasa sakit, terutama saat bergerak.
Nyeri panggul tanpa penyebab medis yang jelas ini sering dikaitkan dengan disfungsi otot panggul, stres, atau masalah saraf.
Kerusakan atau iritasi saraf pudendal di area panggul dapat menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan, atau mati rasa.
Penebalan lapisan rahim yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak normal dan ketidaknyamanan.
Infeksi seperti klamidia, gonore, atau herpes dapat menyebabkan nyeri kronis pada panggul serta keputihan abnormal.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthshots.com