Kategori Berita
Media Network
Jumat, 21 FEBRUARI 2025 • 19:41 WIB

Gaya Hidup Sehat Dianggap Bisa Bantu Menurunkan Risiko Hipertensi Tanpa Ketergantungan Obat-obatan

Ilustrasi penderita hipertensi. (Freepik)

INDOZONE.ID - Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (INASH) mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap individu yang tidak menjalani pola hidup sehat.

Hal ini dianggap bisa membantu menurunkan risiko terjadinya hipertensi. Bahkan tanpa ketergantungan dengan obat-obatan.

Dr. BRM. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA, Sekjen InaSH memaparkan, hipertensi tidak hanya peperangan bagi orang dewasa ataupun lansia. Tidak jarang, dalam praktik dokter sehari-hari, hipertensi juga bisa ditemui pada pasien anak-anak, remaja, usia produktif, hingga ibu hamil.

"Hipertensi pada anak dan remaja merupakan masalah kesehatan yang perlu kita perangi, karena insidensi, tingkat morbiditas, dan tingkat mortalitasnya semakin substansial," ujarnya.

Peningkatan angka kejadian hipertensi pada anak dan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan kejadian obesitas, anak kurang beraktivitas, terlalu banyak bermain gadget, asupan makanan yang tinggi kalori, tinggi garam.

Baca Juga: Waspada! Hipertensi Mengintai Generasi Muda hingga Ibu Hamil: Kenali Penyebab, Faktor Risiko dan Dampaknya!

"Bagi remaja, konsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein, kebiasaan merokok, stres mental, dan kurang tidur, juga memicu hipertensi. Jika sudah terkena hipertensi saat usia muda, maka sampai dewasa mereka akan menjalani hidup dengan pengobatan hipertensi, serta memperbesar risiko penyakit kardiovaskular pada masa dewasa," sambungnya.

Pada anak-anak dengan riwayat lahir secara prematur, kalau berat lahir kurang dari 2500 gram, atau riwayat dirawat di ruang perawatan intensif/ICU, memerlukan pemeriksaan tekanan darah lebih dini lagi.

Sedangkan hipertensi pada usia muda atau usia produktif dapat memengaruhi 1 dari 8 orang dewasa berusia antara 20 dan 40 tahun. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tensimeter sebesar 10,7% pada kelompok usia 18–24 tahun dan 17,4% pada kelompok 25–34 tahun.

Baca Juga: 5 Jenis Obat Anti-Hipertensi dan Cara Kerjanya

Akan tetapi, data SKI 2023 juga menerangkan bahwa berdasarkan diagnosis dokter
kelompok umur 18-24 prevalensi hipertensi sebesar 0,4% dan kelompok umur 25-34 sebesar 1,8%.

Kesenjangan antara angka kejadian berdasarkan tensimeter dan diagnosis dokter perlu menjadi perhatian. Ini memunculkan dugaan bahwa banyak anak muda yang kurang aware terhadap indikasi dari hipertensi, sehingga tidak melanjutkan pengobatan ke dokter meskipun angka tensimeternya tinggi.

"Hipertensi pada usia muda perlu menjadi perhatian khusus, karena seperti diketahui, hipertensi tidak bisa disembuhkan total, tetapi hanya dapat dikontrol. Jika sudah menderita hipertensi di usia muda, maka akan terjadi penurunan kualitas hidup saat dewasa hingga lansia," tambahnya.

Perubahan Gaya Hidup Sehat Bisa Membantu Menurunkan Risiko Hipertensi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Gaya Hidup Sehat Dianggap Bisa Bantu Menurunkan Risiko Hipertensi Tanpa Ketergantungan Obat-obatan

Link berhasil disalin!